Jumat, 29 Mei 2009

perjalanan daKwah Rasulullah SAW,

oleh Fajar Burnama

Kondisi penduduk Makkah dan Madinah sebelum datangnya islam sungguh gelap, terjadi perampokan di mana-mana, perjudian, perzinaan, pembunuhan, kecurangan dalam perdagangan, hingga penguburan hidup-hidup bayi perempuan.. Namun setelah islam datang, secara perlahan tapi pasti keadaan tersebut berbalik seratus delapan puluh derajat, bahkan seluruh penduduk di jazirah Arab menjadi model masyarakat terbaik yang pernah ada di muka bumi. Setelah Muhammad saw, menerima wahyu pertama1 di Gua Hiro, kemudian beliau resmi diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah. Setelah itu turun wahyu untuk mengajak orang lain terhadap islam2 yang kemudian dinamakan dengan fase dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi), beliau pertama kali mengajak istrinya yakni Siti Khadijah ra, beliau pun beriman. Kemudian kepada sahabat karibnya yakni Abu Bakar ra, kemudian kepada Ali Bin Abi Thalib ra. sepupunya, dan Zaid bin Haritsah ra, anak angkatnya, mereka pun beriman. Melalui Abu Bakar ra, masuk islamlah Utsman bin Affan ra, Thalhah bin Ubaidilah ra, Sa’ad bin Abi Waqash ra, dan Abdurrahman bin Auf ra. Rasulullah saw, mengokohkan keimanan dan kesabaran mereka dengan melakukan pembinaan (tarbiyah), agar kelak mereka siap untuk berdakwah kepada orang-orang yang tidak sabar dan cenderung menolak dakwahnya. Pembinaan tersebut dilakukan di rumah salah seorang sahabat, yakni Arqom bin Abil Arqom Al-Makhzumi ra,. Mereka dibina oleh Rasulullah saw, tentang tsaqofah islamiyah, yang meliputi tsaqofah jasmaniyah, tsaqofah ruhiah, dan tsaqofah ilmiyah.
Rasulullah saw, merupakan ancaman bagi kepentingan dan hidup mereka yang dibangun di atas kezaliman. Beliau telah menghalangi jalan bagi tersalurkannya hawa nafsu dan keserakahan mereka. Beliau saw, tidak berhasil mereka bujuk untuk mengikuti keinginan dan nafsu mereka. Para pengikut kebatilan, dulu maupun sekarang, melihat pembawa ajaran kebenaran sebagai musuh. Sebab para pengusung kebenaran itu berkata kepada mereka, “Tidak ada tempat bagi kemaksiatan, tidak ada waktu untuk mengikuti hawa nafsu, dan tidak ada ruang untuk kezaliman.”3
Setelah masuk islamnya Umar bin Khattab ra, dan Hamzah bin Abdul Muthalib ra, serta turunnya perintah untuk dakwah secara terang-terangan4, maka dimulailah fase dakwah dzahriyah (terang-terangan).
Seluruh sahabat melakukan dakwah ke seluruh penjuru Makkah. Meski perjuangan mereka sangat bersat karena menghadapi penolakan yang kasar dari sebagian besar penduduk Makkah yang sangat berpegang teguh pada agama nenek moyangnya yakni menyembah berhala. Sehingga Rasulullah saw, memerintahkan mereka untuk hijrah ke Habasyah. Beliau juga berusaha untuk berdakwah ke Thaif, namun mereka pun menolak dakwah beliau. Tetapi karena pembinaan (tarbiyah) yang dilakukan oleh Rasulullah saw, para sahabat tetap sabar dan tawakal serta tetap dalam keimanannya yang agung, serta cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Istri beliau Siti Khadijah adalah orang yang senantiasa menguatkan hati Rasulullah saw, di masa-masa beratnya dakwah islam. Beliau senantiasa menghibur saat sedih, selalu memotivasi saat hatinya gundah dan gelisah. Siti Khadijah ra, menjadi salah-satu faktor keberhasilan dakwah nabi saw. Orang-orang kafir Quraisy, para kerabat, dan paman-paman Rasulullah saw, bersekongkol untuk membunuh beliau.5 Dan atas perintah Allah beliau pun hijrah ke Yatsrib atau Madinah untuk mendapatkan kondisi yang lebih kondusif dalam rangka mengembangkan dakwah islam.
Fase Makkiyah (selama beliau berdakwah di Makkah)
1.Muhammad di Makkah yakni sebagai pedagang, kemudian diangkat sebagai nabi dan rasul, yang oleh para ahli disebut fase awal kehidupan Muhammad saw,
2.Penekanan dengan penyampaian dan penyebaran da’wah, baik secara rahasia ataupun secara terang-terangan, dimulai dari keluarga terdekat6, sebagai penyelamatan manusia dari kesesatan kepada petunjuk yang terang, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam yang terang benderang.
3.Penekanan dengan melakukan tarbiyah kepada orang-orang yang menerima da’wah dan beriman kepada da’wah beliau saw, men-tazkiyah / menyucikan jiwa mereka, pembinaan ini dilakukan di rumah sahabat Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi, untuk membentuk pondasi masyarakat Islami usaha yang dilakukan adalah :
mengajarkan Dienul Islam
mengaplikasikan Islam dalam kehidupan mereka.
memperdalam makna ukhuwah islamiyah di antara mereka
saling berwasiat dengan haq dan kesabaran
4.Berusaha untuk tidak memberikan perlawanan secara fisikal terhadap gangguan dan rintangan da’wah, cukup dengan jihad da’wah. Padahal musuh-musuh Islam menyerangnya dengan berbagai kekuatan fisikal. Bahkan Khobbab ibn Al-Arot ra, pernah mengadu kepada Rasulullah saw. tentang siksaan yang diderita oleh shahabat yang lain. Shahabat Khobbab lalu mengusulkan agar kaum Muslimin diizinkan memberikan perlawanan fisikal atau Rasulullah berdo’a kepada Allah untuk kehancuran orang-orang kafir. Tapi beliau menganggap tindakan itu sebagai langkah isti’jal 7.
5.Terus bergerak dengan da’wah, tidak hanya terfokus di Makkah, hijrahnya beberapa orang ke Habasyah (Sekarang Ethiopia), perginya beliau ke Tha’if, usaha beliau untuk menjalin hubungan dengan jemaah haji yang datang ke Makkah di musim haji merupakan bukti amanah beliau dalam menyampaikan Risalah Islam.
6.Kesinambungan kerja dalam meletakkan strategi dan langkah-langkah untuk masa depan da’wah islamiyah. Seperti mengadakan perjanjian dan sumpah setia (bai’at) dengan orang-orang Yatsrib; kemudian mengutus Mus’ab bin Umair (duta dakwah islam pertama) kepada mereka untuk mengajarkan Al Qur’an dan Islam,8 berusaha memiliki kontak dengan kabilah-kabilah di luar kota Makkah untuk mencari suaka dan tempat berlindung; Dan akhirnya beliau hijrah ke Yatsrib/Madinah dengan strategi yang sangat rapi dan matang.
Pelajaran penting dari Hijrah Nabi saw,9
Keharusan untuk memadukan antara usaha dan strategi dengan tawakal
Keharusan ikhlas dan menjauhi kepentingan-kepentingan pribadi dalam dakwah
Bersikap bijaksana dalam kondisi lapang maupun sempit
Keteguhan ahlul iman dalam kondisi sulit
Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menjaganya
Bahwa pertolongan harus melalui kesabaran
Perlunya sikap santun dan menghadapi keburukan dengan kebaikan
Penyebaran dan kuatnya islam
Berdirinya hukum dan komunitas masyarakat islam
Terjadinya ukhuwah islamiyah dan lenyapnya semangat ashabiyah, golongan dan kesukuan
Catatan penting tentang mulianya kedudukan kaum muhajirin dan anshar
Kehebatan metode pembinaan Nabi saw,
Keistimewaan kota Madinah
Pentingnya peran dan fungsi masjid bagi umat
Besarnya peran kaum wanita dalam dakwah
Besarnya peran pemuda
Setelah tiba pertolongan dari Allah melalui hijrah kaum muslimin ke Yatsrib atau Madinah, maka dakwah islam semakin berkembang. Kaum Anshor yang dimotori oleh kaum Aus dan Khajraj melakukan bai’at kepada Rasulullah saw, yang dinamakan Bai’atul ‘Aqobah 1 dan 2.10 Dakwah nabi saw beserta para sahabat berlangsung lebih mudah, karena kaum anshor sangat mudah menerima cahaya kebenaran islam yang dibawa islam. Dengan mengajarkan islam melalui Al-Qur’an dan sunnah Nabi saw, serta dibentuknya pondasi negara islam pertama di dunia (daulah islamiyah) terbentuklah tatanan masyarakat yang menjadi model masyarakat terbaik yang pernah ada di muka bumi.
Fase Madaniyah (selama beliau berdakwah di Madinah)
1.Muhammad di Madinah yakni sebagai politisi dan negarawan, serta sebagai pembebas, yang oleh para ahli disebut fase akhir kehidupan Muhammad saw,
2.Penekanan dalam pemantauan proses penyampaian da’wah, tarbiyah dan tazkiyah kepada orang-orang yang menerima da’wah dengan cara penyampaian Al Qur’an, mengajarkannya dan menerapkannya dalam kenyataan hidup mereka. Juga melakukan pembangunan masjid (Masjid Nabawi) sebagai tempat pembinaan umat, mempersaudarakan antara orang-orang Anshar dan Muhajirin serta terus mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka.
3.Penuh perhatian dengan berdirinya suatu tatanan masyarakat atau tata perlembagaan masyarakat Islami (daulah) setelah ketiga unsurnya sempurna, yaitu :
Adanya basis masyarakat yang beriman, hal ini sudah beliau persiapkan sejak diutusnya Mus’ab bin Umair ke Yatsrib sebelum Hijrah.
Adanya basis geografis yang aman, di mana kota Yatsrib sangat strategis jiks dilihat dari berbagai aspeknya, di samping sebagai realisasi petunjuk Allah dalam mimpi beliau (mimpi seorang Nabi merupakan wahyu yang benar).
Adanya aturan hidup yang jelas, yakni syari’at Islam yang terus mengatur interaksi masyarakat.
4.Penekanan pada melaksanakan aplikasi syari’at Islam bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, baik untuk perorangan atau masyarakat luas. Malah beliau menegaskan, putri beliau tercinta pun tidak akan lepas dari hukum tersebut, apabila ia melanggar (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
5.Berusaha mengadakan perdamaian dengan musuh-musuh Islam yang mau berdamai dan berusaha untuk hidup berdampingan dalam suatu tatanan masyarakat Islami.
6.Menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha menyerang dengan jalan melakukan peperangan, mengadakan latihan dan patroli ketenteraan serta terus mengadakan mobilisasi pasukan mujahidin yang siap tempur bila saja beliau minta. Sebagai contoh adalah kisah Hanzalah. Beliau tidak sempat mandi junub setelah malam pengantinnya karena mendadak ada penggilan jihad menuju Uhud. Di dalam perang Uhud sahabat Hanzalah syahid. Malaikatlah yang memandikan beliau sebelum akhirnya dikuburkan oleh kaum muslimin.
7.Merealisasikan Alamiyatudda’wah Al-Islamiyah, sebagai Rahmatan lil ‘Alamin dengan cara mengirim utusan-utusan dan surat-surat da’wah ke berbagai daerah atau negara tetangga serta menerima tamu-tamu dari utusan negara lain sebagai bukti bahwa da’wah beliau untuk seluruh umat manusia. Berikut beberapa surat da’wah yang dikirim ke berbagai daerah11 :
Heraclius sebagai Raja Romawi
Amir Yamamah
Amir Bahrain
Kisra sebagai Raja Persia
Najasyi sebagai Raja Habsyi
Muqauqis sebagai Gubernur Mesir
Ami r Oman

Berikut ini prinsip dakwah Nabi Muhammad saw,12 yang juga menjadi faktor keberhasilan dakwah beliau saw, :
1.Mengetahui keadaan medan (mad’u), melalui penelitian, dan perenungan
2.Melalui perencanaan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan serta pembangunan masyarakat
3.Bertahap, diawali dengan cara diam-diam (marhalah sirriyah), kemudian cara terbuka (marhalah alaniyyah). Diawali dari keluarga dan teman terdekat, kemudian masyarakat secara umum
4.Melalui cara dan strategi hijrah, yakni menghindari situasi yang negatif untuk meraih situasi yang lebih positif
5.Melalui syiar ajaran dan pranata islam, antara lain melalui khutbah, adzan, iqamah, dan shalat berjamaah, ta’awun, zakat, dll
6.Melalui musyawarah dan kerja sama, perjanjian dengan masyarakat sekitar, seperti dengan Bani Nadhir, Bani Quraidzah, dan Bani Quinuqa
7.Melalui cara dan tindakan yang akomodatif, toleran, dan saling menghargai
8.Melalui nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, dan pengertian
9.Menggunakan bahasa kaumnya, melalui kadar kemampuan pemikiran masyarakatnya (ala qadri uqulihim)
10.Melalui surat, sebagaimana telah dikirimkan kepada penguasa-penguasa
11.Melalui uswah hasanah dan syuhada ‘alannaas, dan melalui peringatan, dorongan dan motivasi (tarhib wa targhib)
Dari prinsip dan langkah dakwah di atas, kita dapat mengetahui kaidah-kaidah dakwah Rasulullah saw, sebagai berikut13 :
1.Tauhidullah
2.Ukhuwah Islamiyah
3.Musawah, yakni sikap persamaan sesama manusia, tidak arogan, tidak saling merendahkan
4.Musyawarah, menghargai pendapat orang lain
5.Ta’awun, yakni tolong-menolong
6.Takaful al-ijtima, yakni sikap senasib sepenanggungan, tanggung jawab bersama, solidaritas sosial
7.Jihad dan Ijtihad, semangat dan bersungguh-sungguh, kreatif, inovatif, aktif dalam segala persoalan
8.Fastahiq al-khayrat, berlomba-lomba dalam kebaikan
9.Tasamuh, toleransi, tenggang rasa, tidak memaksakan kehendak, menghargai perbedaan
10.Istiqamah, semangat disiplin, tidak goyah akan cobaan dan rintangan






DAKWAH ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN

Sepeninggal Nabi saw. pada tahun 11 H (632 M), maka perjuangan dakwah islam dilanjutkan oleh para sahabat. Khulafaurrasyidin adalah pemimpin dakwah islam setelah Rasulullah saw. Setelah Rsulullah saw. wafat kaum muslimin mengadakan pertemuan di Saqifah Bani Sa’idah, membicaran tentang orang yang sepatutnya menjadi pengganti Raulullah saw. Setelah diskusi, pembahasan dan musyawarah , maka kesepakatan bulat tentang pemimpin setelah Rasulullah saw. adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, diantaranya karena beliau sering diminta untuk menggantikan untuk menjadi imam pada saat Nabi saw. sakit. Kemudian dilanjatkan oleh Umar bin Khattab ra., yang merupakan pilihan Abu Bakar ra. Yang kemudian disetujui oleh seluruh sahabat yang lain. Kemudian di akhir masa kepemimpinannya Umar membentuk Ahli Syura diantaranya adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Sa’ad bin Abi Waqash. Kemudian terpilihlah Utsman sebagai Khalifah pengganti Umar ra. Setelah Utsman ra., Ali bin Abi Thalib ra. menjadi khalifah penggantinya. Keempat Khalifah ini adalah yang disebut dengan sebutan Khulafaurrasyidin atau Pemimpin yang Lurus dan berada pada Naungan Allah.14

1.Khalifah Abu Bakar ash-shiddiq
Beliau menjadi Khalifah selama 2 tahun, 3 bulan dan 3 hari. Berikut hal-hal penting (dakwah) yang dilakukan oleh beliau selama menjadi khalifah :
Pertama : Pemberangkatan Pasukan Usamah bin Zaid bin Haritsah, guna memerangi kabilah-kabilah yang melakukan kemurtadan. Usamah berhasil mengembalikannya lagi kepada islam.
Kedua : Pemberangkatan pasukan untuk memerangi orang-orang yang murtad dan enggan membayar zakat. Pasukan ini berhasil menumpas kemurtadan dan memantapkan islam di seluruh penjuru Jazirah Arab, dan memaksa seluruh kabilah untuk membayar zakat. Juga dibunuhnya Musailamah al-Kadzdzab yang mengaku sebagai seorang nabi. Beliau menyelesaikan semua masalah tersebut selama 2 tahun 3 bulan dan 10 hari.
Ketiga : Memberangkatkan pasukan Khalid bin Walid ke Iraq bersama Mutsni bin Haritsah asy-Syaibani dan berhasil membawa kemenangan dan barang rampasan.
Keempat : Mengirim pasukan ke negeri-negeri Romawi, dimana beliau menasehati para sahabat untuk senantiasa ikhlash dan memperbaiki diri agar senantiasa dalam pertolongan Allah swt.
Kelima : Abu Bakar ra. memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan dan menyusun tulisan-Al-Qur’an atas usul dari Umar bin Khattab ra. karena banyak penghapal Al-Qur’an yang syahid dalam peperanagan, Zaid ra. sangat berhati-hati dalam meleksanakan tugasnya.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan Abu Bakar ra, dalam upaya mengembangkan dakwah islam, antara lain15 :
Menciptakan stabilitas melalui pembinaan, dan penyelesaian masalah internal
Mengalihkan perhatian pada upaya melakukan futuhat, ekspedisi ke Syria demi pengembangan wilayah islam
Merintis majelis Syura
Upaya memelihara dan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai sumber hokum utama

2.Khalifah Umar bin Khattab
Beliau dijuluki Al-Faruq oleh Rasulullah saw. karena ia membedakan yang haq dengan yang bathil. Beliau yang pertama disebut sebagai Amirul-Mukminin. Umar ra. banyak melakukan ekspansi (futuhat islamiah) ke banyak tempat, seperti Baitul Maqdis, Al-Ahwaz, Damaskus, Yordania, Bashrah, Takrit, Qanasrin, Mada’in, Persia, Syam, Mesir, Maroko, Qisariah, Adzerbaijan, Tripoli Barat, dll. Umar bin Khattab senantiasa rendah hati dalam dakwahnya, ia selalu berkata, “Orang yang paling aku cintai adalah orang yang dapat menunjukkan aibku kepadaku”. Beliau pun terkenal sangat tegas pada pelanggaran hokum Islam. Beliau senantiasa mengusir kaum musyrik dari jazirah Arab.
Pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 16 Hijriah beliau menulis kalender Hijriah dengan meminta pertimbangan dari Ali ra dengan menetapkan awal penanggalan pada peristiwa Hijrah Nabi saw. Beliau juga menyempurnakan Baitul Mal. Tahun 17 H, beliau memperluas Masjid Nabawi.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan Umar bin Khattab ra, dalam upaya mengembangkan dakwah islam, antara lain16 :
Pembenahan manajemen dan administrasi kepemerintahan
Pembenahan dan pembentukan pranata hukum dan system peradilan
Penetapan kalender hijriyah
Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan dibangunnya beberapa sarana umum, seperti irigasi pertanian, system keuangan Negara, baitul mal, dan sebagainya
Memperkokoh majelis Syura dan system konstitusi Negara
Pembinaan masyarakat dan upaya futuhat ke barbagai wilayah strategis bagi pengembangan dakwah

3.Khalifah Utsman bin Affan
Beliau menjadi khalifah pada tahun 24 Hijriah, yang bertepatan dengan ditaklukannya negeri Rayyi.Pada tahun 25 Hijriah beliau memperluas Masjidil Haram. Pada tahun 27 Hijriah Muawiyah melakukan serangan ke Syprus dengan menyeberangi lautan. Afrika dan Andalusia berhasil ditaklukkan. Beliau senantiasa menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Pada tahun 29 Hijriah beliau memperluas Masjid Madinah Munawarah. Negeri-negeri Khurasan ditaklukan pada tahun 30 Hijriah. Pata tahun 33 Hijriah kaum muslimin menyerbu Habasyah.
Utsman menjadi khalifah selama 12 tahun. Pada masa kepemimpinannya Al-Qur’an dibukukan, dan menyatukan orang dalam bacaan dan tulisan Al-Qur’an, yang dikenal dengan Rasm Utsmani.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan Utsman bin Affan ra, dalam upaya mengembangkan dakwah islam, antara lain17 :
Mengadakan pembenahan dan menyelesaikan gerakan pembangkang, memelihara stabilitas wilayah yang makin luas
Menyebarkan para cendekiawan ke wilayah-wilayah kekuasaan islam
Upaya penyeragaman naskah mushaf Al-Qur’an, demi keutuhan dan kepentingan dakwah
Mempertahankan dan memelihara system pemerintahan dengan memelihara majelis Syura
Mengadakan pembinaan dan futuhat ke wilayah timur dan barat

4.Khalifah Ali bin Abi Thalib
Beliau dibai’at pada pertengahan bulan Dzulhijjah tahun 33 Hijriah. Dalam masa Kekhalifahannya, banyak terjadi fitnah, peperangan dan pemberontakan.
Ali ra. dalam dakwahnya hendak mengembalikan umat kepada kahidupan seperti zaman Nabi saw. dimana orang bekerja, berjihad semata-mata karena Allah. Ali ra. Adalahorang yang selalu menyertai para khalifah pendahulunya dalam segala permasalahn yang timbul karena keluasan ilmu yang dimilikinya. Ibukota Khilafah pindah dari Madinah ke Kuffah. Banyak timbul pemalsuan hadits. Kondisi politik saat itu semakin memburuk, hingga terjadinya tahkim (arbitase) yang diprakarsai oleh Muawiyah. Atas kejadian ini umat islam mulai terpecah dalam beberapa golongan hingga sekarang.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan Ali bin Abi Thalib ra, dalam upaya mengembangkan dakwah islam, antara lain18 :
Berupaya menyelesaikan persoalan intern di antara kaum muslimin
Mengadakan kompromi politis dengan elit politisi
Berusaha menjadikan masjid sebagai tempat menyelesaikan persoalan dan sentral kegiatan
Menampilkan sosok pemimpin yang tidak ambisius

Persamaan Da’wah Khulafaurrasyidin :
1.Pembinaan kaum muslimin secara berkesinambungan
2.Melakukan upaya futuhat
3.Tidak memaksa mad’u
4.Tegas terhadap penegakan syari’at Islam
5.Senantiasa meniru strategi da’wah Rasullullah saw,
6.Mereka merupakan pemimpin yang sangat mementingkan da’wah
7.Mereka selalu memulai da’wah dari diri sendiri dan keluarganya
8.Mereka berani berkorban jiwa, raga, dan harta demi da’wah islam
9.Cerdas, bijaksana, teliti, sabar, tajam pemikirannya dalam menanggapi permasalahan umat
10.Menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan da’wah
11.Menjunjung tinggi harkat martabat manusia







Bani Umayyah

Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari tahun 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari tahun 756 M sampai 1031 M di Cordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertamanya, yakni Muawiyah I. Muawiyah merasa pembunuh Utsman sekarang sudah bergabung dengan Ali, dan Muawiyah lalu memimpin tentaranya untuk menyerang Ali pada tahun 657 M, yang dinamakan Perang Shiffin. Kedua belah pihak akhirnya setuju mengadakan rekonsiliasi, setelah sebelumnya Muawiyah melakukan strategi yang licik. Setelah terjadinya tahkim (arbitase), dunia Islam kemudian menjadi terpecah-pecah menjadi beberapa sekte. Muawiyah memproklamirkan diri sebagai khalifah seluruh negeri Islam. Ali bin Abi Thalib ra, dibunuh pada tahun 661 M oleh pengikut golongan khawarij. Ibukota kekhalifahan kemudian dipindahkan ke Damaskus.Kekuasaan Bani Umayyah kemudian terus meluas ke segala penjuru dari Spanyol di barat dan India di timur. Salah satu penaklukan yang terkenal adalah penaklukan Semenanjung Iberia oleh Tariq bin Ziyad yang menyeberangi Gibraltar.Kekuasaan Umayyah berakhir pada tahun 750 M setelah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah. Syariat islam tetap berjalan sebagai hukum negara. Dakwah islam pun dilakukan oleh para da’i dengan berbagai metode.

Kronologi Bani Ummayyah19 :
• 661 M- Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah.
• 670 M- Perluasan ke Afrika Utara. Penaklukan Kabul.
• 677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz. Serangan ke Konstantinopel.
• 680 M- Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki takhta. Peristiwa pembunuhan Husain.
• 685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
• 700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara.
• 711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
• 713 M- Penaklukan Multan.
• 716 M- Serangan ke Konstantinopel.
• 717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah. Reformasi besar-besaran dijalankan.
• 725 M- Tentara Islam merebut Nimes di Perancis.
• 749 M- Kekalahan tentara Ummayyah di Kufah, Iraq terhadap tentara Abbasiyyah.
• 750 M- Damsyik direbut oleh tentara Abbasiyyah. Kejatuhan Kekhalifahan Bani Ummaiyyah.

Kegiatan dakwah Bani Ummayyah :
1.Perluasan wilayah kekuasaan (ekspansi) ke berbagai wilayah
2.Melalui jalur ilmiah
3.Dengan memakmurkan masjid, yaitu dengan melaksanakan Halaqah / diskusi
4.Melakukan pemurnian bahasa Arab, dengan membuat kaidah-kaidah bahasa Arab
5.Pengumpulan, penulisan, dan penetapan metode hadits
6.Pengembangan hokum islam, dengan dilakukannya ijtihad oleh para ulama terhadap permasalahan umat
Bani Abbasiyah20
Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah (Arab: العبّاسدين, al-Abbāsidīn) adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan berkuasa setelah mengalahkan Bani Umayyah kecuali di Andalusia. Bani Abbasiyah dibentuk oleh keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib. Berkuasa mulai tahun 750 M dan memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa tentara-tentara Turki yang mereka bentuk, Mamluk21. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabid dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Bagdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Bagdad. Keturunan dari Bani Abbasiyah termasuk suku al-Abbasi saat ini banyak bertempat tinggal di timur laut Tikrit, Iraq sekarang. Kegiatan dakwahnya diawalai sejak mereka belum berkuasa, melalui perdagangan yang mengusung motto, “Dakwah untuk mengembalikan kekhalifahan kepada ahlul bait.”
Kronologi Kekhalifahan Bani Abbasiyyah22
752 - Bermulanya Kekhalifahan Bani Abbasiyah.
755 - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
756 - Abd ar-Rahman I mendirikan kerajaan Bani Umayyah di Spanyol.
763 - Pembangunan kota Bagdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
786 - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
792 - Serangan ke utara Perancis.
800 - Kaidah keilmuan mulai terbentuk. Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
805 - Kampanye melawan Byzantium. Merebut Pulau Rhodes dan Siprus.
809 - wafatnya Harun ar-Rasyid. al-Amin dilantik menjadi khalifah.
814 - Perang saudara antara al-Amin dan al-Ma'mun. al-Amin terbunuh dan al-Ma'mun menjadi khalifah.
1000 - Masjid Besar Cordoba dibangun.
1005 - Multan dan Ghur ditawan.
1055 - Baghdad dikuasai oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyah-Seljuk dimulai sampai sekitar tahun 1258 ketika tentara Mongol menghancurkan Baghdad.
1085 - Tentara Kristen menawan Toledo, Spanyol.
1091 - Bangsa Norman merebut Sisilia, pemerintahan Muslim di sana berakhir.
1095 - Perang Salib pertama dimulai.
1099 - Tentara Salib merebut Baitulmuqaddis. Mereka membunuh semua penduduknya.
1144 - Nur al-Din merebut Edessa dari tentara Salib. Perang Salib Kedua dimulai.
1187 - Salahuddin Al-Ayubbi merebut Baitulmuqaddis dari tentara Salib. Perang Salib Ketiga dimulai.
1194 - Tentara Muslim merebut Delhi, India.
1236 - Tentara Salib merebut Cordoba, Spanyol.
1258 - Tentara Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Kejatuhan Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah di Baghdad.

Kegiatan dakwah Bani Abbasiyah :
1.Perluasan wilayah kekuasaan (ekspansi) ke beberapa wilayah, seperti Cina, India, dll.
2.Dibagi kepada dua fase, sirriyah dan dzahriyah/alaniyah
3.Melalui perdagangan
4.Melakukan pengorganisasian dakwah
5.Munculnya imam mazhab yang empat,23 banyak dilakukannya ijtihad oleh para ulama terhadap permasalahan umat
6.Munculnya ulama hadits yang terkemuka, seperti diantaranya Imam Bukhari.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN KONDISI UMAT
MASA RASULULLAH saw, DAN MASA KINI

RESPON UMAT
Dakwah Islam sejak dibawa Nabi Muhammad Rasulullah kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan diikuti dengan lahirnya Dinasti Umayah dan Abasiyah dengan ujung kekhalifahan tahun 1927 di Turki, maka kita akan mendapat gambaran yang lebih besar tentang upaya umat Islam untuk menegakkan nilai-nilai islam yang diyakininya.
Pertama kita bisa menginterpretasikan sebuah kerangka perjalanan umat Islam itu lahir karena krisis sosial, ekonomi serta politik. Ketidakpuasan terhadap lingkungan yang penuh dengan kezaliman dan kejahatan, maka penerapan atau aplikasi nilai Islam dalam kehidupan telah melahirkan berbagai respon dari berbagai lapisan umat.
Untuk kondisi saat ini, umat islam ada yang berbentuk sebuah gerakan dakwah yang kemudian terlembagakan dalam bentukan unit politik yang disebut negara, namun ada pula yang meniupkan kebangkitan Islam untuk lepas dari kebodohan, kemiskinan dan penindasan penjajah dari Barat. Dari tabel itu terlihat bahwa upaya umat Islam untuk bangkit tidak hanya muncul di Indonesia. Gerakan itu sudah muncul di berbagai wilayah di muka bumi yang dihuni umat Islam.
Para sahabat Rasulullah saw, adalah umat yang sangat mencintainya dan senantiasa membelanya mati-matian, sedangkan saat ini saat Nabi Muhammad saw, dihina ada sebagian umat islam yang acuh tak acuh bahkan cenderung mendukung penghinaan tersebut. Kalau rentang waktu dibentangkan sejak Nabi Muhammad membawa obor yang jadi Rahmat Seluruh Alam, maka kita akan menyaksikan betapa gerakan dakwah yang ada di Indonesia itu hanyalah satu titik dari rangkaian seluruh perjuangan umat Islam untuk menyelamatkan umat manusia. Jika gerakan di Indonesia itu diletakkan dalam kerangka waktu sejarah umat manusia sejak Nabi Adam, maka tiadalah artinya. Titiknya bahkan tidak terlihat lagi karena Indonesia sebagai sebuah negara nasional atau unit politik modern yang mengikuti pola Barat baru lahir tahun 1945.
Respon umat terhadap dakwah islam saat ini ada yang berbentuk kultural sosial dan ada pula yang berbentuk struktural sebagai sebuah pendekatan untuk menegakkan citra Islam di masyarakatnya. Kembali kita lihat bahwa sesungguhnya respon terhadap lingkungan itu menjadi sebuah makna apabila pimpinan gerakan dan elit di sekitarnya mampu menterjemahkan nilai-nilai normatif itu menjadi sebuah petunjuk praktis untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Persoalan hidup pada era globalisasi sekarang telah melahirkan banyak tantangan bagi gerakan dakwah, namun semua itu masih kurang tersentuh karena sebagian belum menemukan format yang tepat dengan perubahan lingkungan yang merupakan ayat-ayat yang seharusnya dipikirkan dengan akal budi manusia.
Problematika Dakwah Masa Kini
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal mau­pun eksternal. Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam menda­patkan hiburan (enter­tain­ment), kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakin mem­buka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika.
Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir seperti siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan Internet, dan sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas, seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu.
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini, kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu. Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah terkontaminasi dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas.
Ledakan-ledakan informasi dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi dengan memperkuat benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. Tidak sedikit korban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islam semakin terancam dan masa depan generasi muda semakin suram. Apabila kita tetap lengah dan terbuai oleh kemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, ketika itu pula secara perlahan kita meninggalkan petunjuk-petunjuk Allah yang sangat diperlukan bagi hati nurani setiap kita. Di samping itu kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam meng-akses informasi dari waktu ke waktu, pada gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin tumpul tak berdaya. Lima hal yang harus dilakukan, agar dakwah Islam di era informasi sekarang tetap relevan, efektif, dan produktif :24
Pertama, perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang rapi serta berkelanjutan. Bukan hanya Ilmu tabligh, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang paling mutakhir.
Kedua, setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini akan dapat diketahui masalah-masalah riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.
Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik), bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than word.
Keempat, media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.
Kelima, merebut kembali remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan para remaja kita adalah aset yang sangat berharga. Mereka wajib kita selamatkan dari pengikisan aqidah yang terjadi akibat ‘invasi’ nilai-nilai non islami ke dalam jantung berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki benteng tangguh dalam era globalisasi dan informasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.
Menyimak uraian-uraian di atas, dapat diprediksi bahwa misi dan tantangan dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan semakin berat dan hebat bahkan semakin kompleks dan melelahkan. Inilah problematika dakwah kita masa kini. Oleh sebab itu semuanya harus dimenej kembali dengan manajemen dakwah yang profesional dan dihendel oleh tenaga-tenaga berdedikasi tinggi, mau berkorban dan ikhlas beramal.
Mengingat potensi umat Islam yang potensial masih sangat terbatas, sementara kita harus mengakomodir segenap permasalahan dan tantangan yang muncul, maka ada baiknya kita coba memilih dan memilah mana yang tepat untuk diberikan skala prioritas dalam penanganannya, sehingga dana, tenaga, dan fikiran dapat lebih terarah, efektif, dan produktid dalam penggunaanya.
Pesan serta metode dakwah harus disesuaikan dengan mad’u agar dakwah kita berhasil. Berikut ragam pesan dakwah yang berisi metode yang dapat disesuaikan dengan mad’u :
a.Nasihat yang baik
Berisi pengajaran
Berisi pembinaan moral
b.Memberi Motivasi dan Ancaman
Memberi motivasi dan kabar gembira
Dengan janji, berisi janji-janji Allah bagi manusia yang taat, baik untuk di dunia maupun di akhirat
Dengan menyertakan macam-macam bentuk ketaatan
Memberi ancaman dan peringatan
Diberi azab, bagi orang yang inkar dan kufur terhadap Allah dan rasul-Nya. Baik yang akan ditimpakan juga yang telah menimpa orang terdahulu
Diberi azab di akhirat kelak
Siksa mental di hari kiamat
Hukuman atas dosa yang bermacam-macam
c.Memberi contoh-contoh bijak
Kisah-kisah orang taat masa lalu dan kini
Perumpamaan-perumpamaan yang berhikmah
Melihat sifat orang-orang terpuji
Mad’u utama bagi setiap da’1 adalah keluarga dan kerabatnya yang terdekat, karena dengan demikian ia telah membuat model mad’u yang dapat ditiru oleh mad’u yang lebih luas. Kemudian seorang da’i harus mengkaji dan mempertimbangkan metode pendekatan spiritual dengan mad’u, antara lain melalui shalat, dzikir, doa, silaturahim, dan sebagainya. Sehingga ada ikatan batin yang kuat dan pesan dakwah pun akan mudah diterima, serta tujuan dakwah dapat tercapai dengan paripurna.
Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah gerakan yang penuh berkah (ash-shahwah al-mubarakah); gerakan yang penuh moderat (shahwah mu’tadilah), terpada, terkendali, berkesinambunag dan jauh dari unsur ekstrimisme (at-tatharruf)25

Pola Dakwah yang cocok di daerah saya :
1.Berpegang teguh pada Qur’an dan Sunnah,
2.Merubah paradigma umat yang lebih mementingkan urusan dunia ketimbang akhirat,
3.Mengikis ajaran-ajaran bid’ah secara perlahan tapi pasti dengan memberikan pemahaman islam yang benar dan murni serta menyeluruh (kaffah),
4.Melaksanakan program Bhakti social, agar masyarakat sebagai mad’u merasa diperhatikan oleh sesamanya, terutama oleh para da’i,
5.Dakwah yang senantiasa actual dalam menjawab permasalahan umat yang terjadi, terutama tantangan budaya dan masalah ekonomi serta kepemimpinan,
6.Dakwah dengan ramah bukan dengan arogan dan ekstrim,
7.Dakwah dengan mengajak bukan mengejek,
8.Pendakwah harus aktif di masyarakat untuk menunjukkan eksistensi,
9.Berusaha untu menunjukkan perilaku yang ideal sebagai dakwah bil hal,
10.Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat,
11.Berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat,
12.Menggerakkan para remaja sebagai motor pergerakan dakwah,
13.Dakwah dengan terus-menerus dan tahan uji serta rintangan,
14.Mempelajari kondisi dan situasi mad’u dengan seksama dan berkesinambungan,
15.Senantiasa memperdalam ilmu keislaman dan ilmu lainnya sebagai pelengkap,

PELAJARAN YANG DIAMBIL DARI
PERJALANAN DAKWAH NABI SAW, SAMPAI BANI ABBASIYAH
Pelajaran yang dapat kami ambil dari perjalanan dakwah Nabi Muhammad saw, sampai pemerintahan dinast Abbasiyah adalah :
1.Memberi gambaran yang jelas tentang tahapan dakwah yang harus dilakukan oleh setiap da’i
2.Memotivasi para da’i bahwa kelak akan datang pertolongan Allah dalam dakwah
3.Memberi gambaran tentang model masyarakat ideal, yakni masyarakat madinah yang telah menjalankan syariat Islam secara kapah.
4.Membangunkan kembali umat islam yang telah lama tidur.
5.Menyadarkan umat islam tentang pentingnya dakwah
6.Menyadarkan kembali umat islam tentanng idiolohi islam yang sesunguhnya
7.Menyadarkan umat islam kembali kepada jalan yang lurus yang di contohkan oleh Rasululah Saw
8.Mengingatkan kembali umat islam yang telah lupa dengan islamnya sendiri
9.Memberi kabar gembira akan kebangkitan umat islam kembali di dunia
10.Mengingatkan kembali umat islam tentang akhlak islam yang di contohkan oleh Rasululah Saw
11.Memberi gambaran tentang kondisi mad’u yang berpareasi dan metode dakwah yang diterapkan
12. .Menumbuhkan kesadaran untuk membina kader kader dakwah secara konsisten dan terarah, sehinga siap menghadapi tantangan dakwah
13.memberikan gambaran bahwa dakwah adalah kegiatan yang harus di lakukan terus menerus
14.Memberikan gambaran tentang strategi dakwah Rasululah Saw yang epektip dengan hasil yang optimal
15.Keharusan berdakwah di lakukan bersama-sama


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al-Buthy. Muhammad Said Ramadhan. Fiqhus-Sirah, Darul Fikry, cet. 2 th. 1980.
Rus’an. Lintasan Sejarah Islam. Penerbit Wicaksana. Semarang. Cetakan II. 1981
Nasr, Sayid Husen. Muhammad Kekasih Allah. Penerbit Mizan. Cetakan V. 1993
Quthb, Muhammad. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam?. Gema Insani Press. Jakarta. 1995.
As-Siba’i, Mustafa. Peradaban Islam Dulu, Kini, dan Esok. Gema Insani Press. Jakarta. 1993.
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safei. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung. Pustaka Setia. 2002.
al-Qarni, A’id Abdullah. Alqur’an Berjalan, Potret Keagungan Manusia Agung. Sahara Publishers Jakarta. 2005.
Wikipedia, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah, diakses tanggal 2 April 2008
Artikel “Problematika Dakwah Masa Kini”, karya RB. Khatib Pahlawan Kayo.2005
Khalid, Khalid Muh. Kharakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, CV Penerbit Dipenogoro, Bandung, 1981
Tabloid Hidayah, Pelajaran penting dari Hijrah Nabi saw, edisi 20-Dzulhijjad 1423 H/Maret 2003
Film Sejarah Daulah Khilafah Islamiyah (570-1924) Seri 1 Membangun Peradaban Islam, El-Moesa Production. Yogyakarta. 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar