Jumat, 29 Mei 2009

ISTIQAMAH

oleh Fajar Burnama


“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud:112)

Setiap pribadi muslim adalah mereka yang senantiasa tunduk kepada segala perintah dan petunjuk islam, serta dengan penuh keikhlasan mengikuti suri teladan yang paling mulia yakni Nabi Muhammad saw,. Iman dan islam merupakan karunia terbesar yang Allah berikan kepada umat manusia di kolong langit. Begitu banyak manusia yang tidak mendapat karunia Allah yang dahsyat ini, sehingga kebaikan apapun yang mereka lakukan tidak bernilai apa-apa di hadapan-Nya, amal baiknya bagaikan debu yang tertiup tanpa tersisa, juga bagaikan fatamorgana di Gurun Sahara.
Kita diperintahkan untuk bersyukur atas segala karunia yang Allah anugerahkan kepada kita. Terlebih bersyukur atas nikmat Iman dan Islam. Penjagaan kita terhadap iman dan islam adalah salah satu bentuk upaya kita untuk mensyukuri nikmat iman dan islam. Sebagaimana Allah telah memerintahkan kita untuk tetap dalam ketaatan pada-Nya, agar tidak ada kekhawatiran dan kesedihan, serta dijanjikan menjadi penghuni surga kita kekal di dalamnya.1 Maka sungguh merugi mereka yang tidak mempertahankan keimanan dan keislamannya. Ungkapan rasa syukur kita pun dapat kita lakukan dengan senantiasa memperdalam keilmuan kita tentang islam, sehingga perbuatan dan hati kita tetap terjaga. Nabi saw, adalah insan yang paling luar biasa dalam memelihara ketaatannya kepada kekasihnya yakni Allah swt. Beliau sebagai suri teladan seluruh umat manusia yang sudah sepatutnya kita ikuti segala tingkah laku serta akhlaqnya.
Berkaitan dengan tetap dengan keimanan dan keislaman, Nabi saw, telah banyak mengatakannya dalam hadits-haditsnya. Mari kita simak hadits Rasulullah saw, berikut ini :
وَعَنْ أَبِى عَمْرٍ وـ وَقِيْلَ أَبِىعَمْرَةَ ـ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ آللهُ عَنْهُ قَال َ: قُلْتُ : يَارَسُولُ اللهِ، قُلْ لِيْ فِيْ الإِسْلاََمِ قَوْلاً لاَأَسأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ.قَالَ : قُلْ،آمَنْتُ بِ اللهِ،ثُمَّ اَسْتَقِمْ.(رواه مسـلم)
Abu Amru-ada yang mengatakan Abu Amrah-Sufyan bin Abdullah ra., berkata, “Ya Rasulullah, beri tahu aku tentang Islam, sehingga aku tidak akan bertanya kepada orang lain setelah itu”. Rasulullah bersabda, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian istiqamahlah. (HR. Muslim)
Hadits di atas memiliki kandungan yang sangat dalam, hadits ini sesuai dengan firman Allah, “Sesungguhnya, orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah,’kemudian mereka tetap istiqamah…” (Fushilat : 30). Makna istiqamah adalah komitmen terhadap ajaran Islam. Umar ra. Pernah berkata, “Istiqamah adalah kamu berkomitmen terhadap perintah dan larangan. Dan, janganlah melakukan tipu muslihat seperti tipu muslihat serigala.”2 Iman tidak cukup dengan pengakuan di hati dan pengungkapan dengan lisan, melainkan harus dibuktikan dengan amal shalih. Nabi saw, juga bersabda :
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَال : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلمْ : قَارِبُوْاوَسَدِّدُوْا، وَاعْلَمُوْاأَنَّهُ لَنْ يَنْجُوْأَحَدًٌمِنْكُم ْبِعَمَلِهِ ، قَالُوْا : وَلاَ أَنْتَ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَلَ،، وَلاَأَنَاإِلاَّ أَنْ يَّتَغَمَّدَ نِيَ آللهُ بِرَحْمَةٍمِنْهُ وَفَضْلٍ.(رواه مســلم)
Abu Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah saw, bersabda, “Berbuatlah sesuai dengan syariat dan benar. Ketahuilah, tiada seorang pun di antara kamu yang selamat (dari siksa neraka) karena amalnya”. Para sahabat berkata, “Begitu juga dengan engkau, ya Rasulullah?” Rasulullah saw, menjawab,”Begitu juga dengan aku, kecuali jika Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepadaku.” (HR. Muslim)

Pahala dan siksa serta hukuman tidak dapat ditentukan dengan akal, tetapi dengan syariat. Kebaikan Allah kepada hamba-Nya lebih banyak daripada amal baik yang hamba-hamba-Nya lakukan. Dengan demikian tidak ada yang mewajibkan Allah melakukan apapun. Tidak ada seorang pun yang berhak memasuki surga dengan amalnya. Mereka masuk surga karena rahmat-Nya. Allah berfirman :

(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik oleh Para Malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".(QS. An-Nahl:32)
Maksudnya, bukan karena amal mereka, tetapi karena janji Allah kepada mereka, Allah berjanji, jika mereka melakukan kebaikan, Ia akan memasukkan mereka ke surga. Tidak ada seorang pun yang dapat membalas kabaikan Allah, sampai kapan pun. Manusia tidak akan mampu menghitung nikmat Allah yang sangat banyak.
Sabda Rasulullah saw,
وَعَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ العَسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ صـلى.:يَا عَبْدَاللهِ لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَ نٍ كاَ نَ يَقُوْمُ الّليْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ الَّليْلِ. (رواه البخرىومسـلم)
Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata : Rasulullah saw, memberitahukan kepada saya, “Hai Abdullah, janganlah kamu seperti si Fulan, yang tadinya suka bangun malam shalat kemudian meninggalkannya ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah memerintahkan kita untuk senantiasa memelihara setiap amal shalih yang kita lakukan. Dengan segala cobaan, ujian, halangan serta rintangan yang membentang dalam melakukan kebaikan, menuntut kita untuk tetap kuat menghadapinya. Allah senantiasa beserta orang yang sabar dalam menghadapi segala kondisi.3
Sungguh berbahagia mereka yang dicintai oleh Allah, sungguh celaka orang yang ingkar pada-Nya.

Terdapat pula hadits yang berisi tentang memelihara kataatan sebagai berikut :
حَدِيْثُ عَا ئِشَةَ : وَكَانَ أَحَبُّ الدِّيْنِ إِلَيْهِ مَـادَاوَمَ صَا حِبُهُ عَلَيْهِ،وَقَدْ سَبَقَ َفِى الْبَابِ قَبْلَهُ.
Aisyah ra, pernah berkata, “Ketaatan yang paling disukai Rasulullah adalah yang dilakukan secara terus-menerus”
Bagaimana kita bisa istiqamah dalam ketaatan kepada Allah dan Rasulullah, hal ini pasti terpikir dalam benak kaum muslimin, maka yang dapat kita lakukan untuk memelihara ketetapan pendirian kita pada ketaatan, diantaranya :
1.Luruskan niat dalam melakukan segala amal hanya karena Allah ta’ala, sebagaimana hadits Rasulullah saw,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَبْدِالرَّحْمَنِ بْن سَكِرٍْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُول اللهِ صـلى. إِنَّ اللهَ تَعَلَى لاَيَنْظُرُإِلَى أَجْسَامِكُم وَلاَ إِلَى صُوَرِكُم وَلَكِنْ إِلَى قُلُوْبِكُمْ. (رواه مســلم)
Abu Hurairah ra,Abdurrahman bin Sakir berkata bahwa Rasulullah saw, bersabda, “Sesungguhnya, Allah tidak melihat tubuh dan rupamu. Akan tetapi, Dia melihat hatimu.” (HR. Muslim)
2.Lakukan segala amal yang betul-betul dicontohkan oleh Rasulullah saw, karena segala amal akan tertolak tanpa adanya contoh dari Rasulullah atas bimbingan Allah ta’ala, sebagimana Allah berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. AN-Nisa ;59)
3.Dalam urusan akhirat hendaklah berlomba-lomba, sebagimana Allah berfirman :

Laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (QS. Al-Muthaffifin : 26)

Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. (QS. Al-Baqarah : 148)
4.Hendaklah bergaul dengan orang yang shalih, sebagaimana sabda Nabi saw,
Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan dari Nabi saw, yang bersabda, “Janganlah kamu bergaul selain dengan orang mukmin dan jangan ada yang memakan makananmu selain orang bertaqwa.” (Diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad hasan)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi saw, bersabda, “Seseorang berada pada agama teman dekatnya. Maka lihatlah salah seorang di antara kalian dengan siapa ia bergaul.” (Diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad yang benar. Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih”)
"Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut. [HR. Abu Dawud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar].
5.Jangan menunda untuk melakukan ketaatan selagi masih ada kesempatan yang Allah anugerahkan, sebagimana Allah berfirman,

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS. Ali Imran : 133)
6.Selalu mengingat dosa dan kesalahan yang diperbuat serta melupakan kebaikan yang diperbuat. Hai ini merupakan prisip hidup seorang muslim.
7.Beramal dalam rangka mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan tiada henti.
8.Mencontoh Rasulullah sebagai manusia yang maksum, tetap rajin beribadah sepanjang hidupnya.
9.Menyadari bahwa sekecil apapun amal kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah swt.
10.Sadarkan diri kita bahwa kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal dari kehidupan dunia. Sebagimana Allah berfirman,

Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la :17)
Demikianlah beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam rangka memelihara keislaman dan keimanan kita kepada Allah swt. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kemampuan untuk melakukan kebaikan, sehingga kelak kita tergolong orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
هدن الله وإياكم أجمعينΘ Θ
DAFTAR PUSTAKA

Asykur, Abdul Ghoni. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhary Muslim, diambil
dari kitab DALILUL FAALIHIN. Husaini. Bandung. 1992.

Al-Khin, Mustofa Said, Mustofa Al-Bugho, Muhyidin Mistu, Ali Asy-syirbaji,
Muhammad Amin Lutfi. Syarah & Terjemah RIYADHUSSHALIHIN
imam nawawI. Al-I’tishom Cahaya Umat. Jakarta, 2005.

Hayatulislam.net. Tunjukkin Cinta Lo! . STUDIA Edisi 280/Tahun ke-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar