oleh Fajar Burnama
Pertengahan Abad ke-enam Sesudah Masehi
Peradaban tertua di dunia seperti Asyiria,Phunisia, dan Mesir di bawah Romawi, peradaban Babilonia menderita akibat dominasi Persia, hidup pas-pasan,Eufrat dan Tigris disedot untuk para kaisar Persia dan kaki tangannya.
Di imperium Romawi,kaum elit bebas pajak,penduduk asli dibebani pajak.Di India ada system kasta menjadi empat belas kasta.Kaum Brahma punya hak istimewa ,kaum Paria dihina dan menderita.
Arab terletak di imperium Romawi dan Persia.Suku-suku perbatasan takluk pada Persia dan Romawi,Khawatik hidupnya takut diserang Romawi.Agama Monoteisme paling murni (Nabi Ibrahim) diselewengkan oleh generasi-generasi yang bekerjasama dengan bangsa lain.Kaum Saba menyembah bintang,kaum Persia menyembah api dan kepercayaan ganjil lainnya seperti menyembah berhala dan menguburkan anak perempuan hidup-hidup.
Orang Kristen Romawi merasa menguasai dunia dan ingin bangsa lain yang di bawahnya dengan cara mengikuti cabang tertentu Kristen.Bangsa Kopti di Mesir yang tidak mau mengikuti dan tetap pada agamanya dijatuhi hukuman mengerikan seperti potong tangan,kaki,mati atau dibakar di atas lilin,mati perlahan.
Kemudian hadirlah Rasululloh saw untuk menuntun ke jalan yang telah terlupakan dan memperingatkan tentang ajaran yang telah diabaikan.Dalam jangka waktu lama tidak ada firman Tuhan sehingga zaman itu menjadi titik nadir terendah dalam pemikiran manusia.selama enam ratus tahun tidak ada seorang rasul pun yang diutus.Zaman kegelapan,dunia dicekam kebisuan mutlak.Wanita dan anak mempunyai hak yang sedikit,pedih dan putus asa.Kemudian Alloh mengirimkan nabi terbesar,cahaya mulia dan suci menyinari langit dari timur dan barat dari dinding-dinding perbatasan Cina hingga pantai barat Maroko,dari samudera Atlantik hingga Pasifik.Membuka keadilan dan pengetahuan bagi manusia.
Diawali dengan hijrah ke Abisinia di Ethiopia Raja Negus kemudian hijrah ke Madinah dan mulailah peradaban Islam.
1. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia,sebagaimana juga di Arab dan Barat,masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab,al-Tsaqafah;Inggris,culture) dan “peradaban” (Arab,al-Hadharah;Inggris,civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang,kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan,manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni,sastra,religi(agama),dan moral,maka peradaban terefleksi dalam politik,ekonomi,dan teknologi.
Menurut Koentjaraningrat,kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud,(1) wujud ideal,yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide,gagasan,nilai-nilai,norma-norma,peraturan,dan sebagainya,(2) wujud kelakuan,yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat,dan (3) wujud benda,yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan,istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Menurutnya,peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,seni bangunan,seni rupa,sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Jadi,kebudayaan menurut definisi pertama,adalah wujud ideal dalam definisi Koentjaraningrat,sementara menurut definisi terakhir,kebudayaan mencakup juga peradaban,tetapi tidak sebaliknya.
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw.,telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang,bodoh,tidak terkenal,dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain,menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia,membina suatu kebudayaan,dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan,kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. Islam memang berbeda dari agama-agama yang lain. H.A.R. Gibb di dalam bukunya Whither Islam menyatakan, “Islam is indeed much more than a system of theology,it is a complete civilization” (Islam sesungguhnya lebih dari sekadar sebuah agama,ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam,kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.
Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya,sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama. Jadi,dalam Islam,tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama “bumi” (nonsamawi),agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta,rasa,dan karsa manusia,maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.
Banyak penulis Barat yang mengidentikkan “kebudayaan” dan “peradaban”Arab. Untuk masa klasik,pendapat itu mungkin dapat dibenarkan,meskipun sebenarnya antara “Arab” dan “Islam” tetap bisa dibedakan. Karena,pada masa itu pusat pemerintahan hanya satu dan untuk beberapa abad sangat kuat. Peran bangsa Arab di dalamnya sangat dominan. Semua wilayah kekuasaan Islam menggunakan bahasa yang satu,bahasa Arab,sebagai bahasa administrasi. Semua ungkapan-ungkapan budaya juga diekspresikan melalui bahasa Arab,meskipun ketika itu bangsa-bangsa non-Arab juga sudah mulai berpartisipasi dalam membina suatu “kebudayaan” dan “peradaban”. Apalagi,orang-orang nonmuslim juga banyak menyumbangkan karya budayanya. Pada masa klasik memang terwujud apa yang dinamakan dengan kesatuan budaya Islam. Akan tetapi pada masa sesudahnya,yaitu pada Periode Pertengahan dan Periode Modern,sudah terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam. Walaupun pada masa pertengahan umat Islam masih memandang bahwa tanah airnya adalah satu,yaitu wilayah kekuasaan Islam,agama masih dilihat sebagai tanah air dan kewarganegaraan. Hal itu bukan saja karena terjadi disintegrasi kekuatan politik Islam ke dalam beberapa kerajaan dalam wilayah yang sangat luas,tetapi terutama karena ungkapan-ungkapan kebudayaan dan peradaban tidak lagi diekspresikan melalui satu bahasa. Bahasa administrasi pemerintahan-pemerintahan Islam sudah berbeda-beda,seperti Persia,Turki,Urdu di India,dan Melayu di Asia Tenggara. Bahkan,peran Arab sudah jauh menurun. Tiga kerajaan besar Islam pada Periode Pertengahan tidak satu pun yang dikuasai oleh bangsa Arab. Apalagi,karena Islam disebarkan secara damai,maka Islam dengan sangat toleran memperlakukan kebudayaan setempat,sejauh tidak menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran. Bahkan pada mulanya,yang juga masih terlihat hingga sekarang,ajaran-ajaran Islam yang berkembang di berbagai daerah terpengaruh oleh kebudayaan local. Namun,meskipun sejak Periode Pertengahan,sudah terdapat “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam,semuanya masih dipersatukan oleh Islam yang merupakan landasan bersama. Oleh karena itu, “kebudayaan-kebudayaan” dan “peradaban-peradaban” Islam itu dapat disebut dengan “Kebudayaan Islam” dan “Peradaban Islam”.
Kajian tentang “peradaban” Islam sekarang ini memang sudah menganut pendapat bahwa kebudayaan Islam tidak lagi satu,tetapi sudah terdapat beberapa “peradaban” Islam. Akan tetapi,tampaknya “peradaban-peradaban” Islam yang disorot dalam kajian-kajian Islam sampai waktu belum lama ini hanya terbatas pada empat “peradaban” Islam yang dominan. Semuanya sangat berkaitan dengan empat kawasan,yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah dan Afrikan Utara,termasuk Spanyol Islam),kawasan pengaruh kebudayaan Persia (Iran dan negara-negara Islam Asia Tengah),kawasan pengaruh kebudayaan Turki,dan kawasan pengaruh kebudayaan India-Islam. Hal ini,tampaknya,sangat ditentukan oleh perkembangan politik Islam sampai Periode Pertengahan. Kalau pada Periode Klasik,peran Arab sangat menonjol karena memang Islam hadir di sana,maka pada Periode Pertengahan muncul tiga kerajaan besar Islam yang mewakili tiga kawasan budaya,yaitu kerajaan Usmani di Turki,kerajaan Safawi di Persia,dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan-kerajaan Islam yang lain,meski juga ada yang cukup besar,tetapi jauh lebih lemah bila dibandingkan dengan tiga kerajaan ini,bahkan berada dalam pengaruh salah satu di antaranya. Kajian politik rupanya masih sangat besar mempengaruhi kajian kebudayaan dan peradaban. Studi Islam seperti ini,maksudnya kajian Islam yang masih membatasi empat kawasan itu,masih terlihat dalam tulisan-tulisan ilmuwan kontemporer yang mengkaji persoalan keislaman. Akan tetapi,sekarang kawasan itu menjadi luas dengan ditambahkannya Asia Tenggara sebagai kawasan baru dalam studi keislaman, di antaranya Indonesia.
Jadi,apa yang berkembang menjelang kebangkitan Islam itu merupakan pengaruh budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih awal maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur yang terpenting di antaranya adalah: (1) melalui hubungan dagang dengan bangsa lain, (2) melalui kerajaan-kerajaan protektorat,Hirah dan Ghassan, (3) masuknya misi Yahudi dan Kristen.
Melalui jalur perdagangan, bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa Syiria,Persia,Habsyi,Mesir (Qibthi),dan Romawi yang semuanya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan Hellenisme. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat,banyak berdiri koloni-koloni tawanan perang Romawi dan Persia di Ghassan dan Hirah. Penganut agama Yahudi juga banyak mendirikan koloni di Jazirah Arab,yang terpenting di antaranya adalah Yatsrib. Penduduk koloni ini terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orng Arab yang menganut agama Yahudi.
Mayoritas penganut agama Yahudi tersebut pandai bercocok tanam dan membuat alat-alat dari besi,seperti perhiasan dan persenjataan. Sama dengan penganut agama Yahudi,orang-orang Kristen juga mendapat pengaruh dari kebudayaan Hellenisme dan pemikiran Yunani. Aliran Kristen yang masuk ke Jazirah Arab ialah aliran Nestorian di Hirah dan aliran Jacob-Baradi di Ghassan. Daerah Kristen terpenting adalah Najran,sebuah daerah yang subur. Penganut agama Kristen tersebut berhubungan dengan Habasyah (Ethiopia),Negara yang melindungi agama ini. Penganut aliran Nestorianlah yang bertindak sebagai penghubung antar kebudayaan Yunani dan kebudayaa Arab pada masa kebangkitan Islam.
Walaupun agam Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Jazirah Arab,bangsa Arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka,yaitu percaya kepada banyak dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Setiap kabilah memiliki berhala sendiri. Berhala-berhala tersebut dipusatkan di Ka’bah, meskipun di tempat-tempat lain juga ada. Berhala-berhala yang terpenting adalah Hubal dan Manat yang bertempat di Yatsrib. Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib baik dan buruk. Demikianlah,keadaan bangsa di jazirah Arab menjelang kebangkitan Islam.
2. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam
Adapun ruang lingkup sejarah peradaban Islam adalah sebagai berikut:
a.sejarah perjuangan mendakwahkan Islam
b.sejarah kehancuran Negara-negara Islam di Khilafah dan kemajuan bangsa Barat di dunia (Turki) Mustafa Kemal
c.Islam kembali akan jaya dengan pemikiran dan pergerakan umat Islam hingga sekarang (Eropa,Asia,dan lain-lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar