Rabu, 30 September 2009

PENGERTIAN DAKWAH SECARA FILOSOFIS

by Adib Akhdhar

Pada dasarnya, dakwah dapat dipandang sebagai sebuah realitas, dakwah dapat dikaji dan dijelaskan melalui berbagai perspektif, seperti sosiologi, antropologi, sejarah. Politik, dan tentu saja filsafat. Ketika dakwah didekati dari sudut filsafat, maka akan segera muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus segera dijawab. Misalnya, apakah dakwah itu? Apakah tujuan dakwah itu? Apakah dakwah diperlukan bagi kehidupan manusia? Mengapa manusia memerlukan dakwah? Apa akibatnya kalau tidak ada dakwah?
Pertanyaan-pertanyaan tadi merupakan problem ontologis dakwah yang harus dijelaskan oleh filsafat dakwah. Karena ia mengkaji problem ontologis dengan sendirinya filsafat dakwah akan berurusan dengan pertanyaan apa yang diketahui atau esensi yang hendak dikaji atau suatu pengkajian teori-teori untuk mengetahui yang terdalam tentang sesuatu atau apa kenyataan (realitas) dari sesuatu itu.
Dakwah adalah terma yang terambil dari Al-Qur'an. Ada banyak ayat yang diantara kata-katanya sama dengan akar kata dakwah, yaitu dal, ain, wawu. Menurut hasil penelitian, Al-Qur'an menyebutkan kata da'wah dan derivasinya sebanyak 198 kali, tersebar dalam 55 surat dan bertempat dalam 176 ayat. Ayat-ayat tersebut sebagian besar (sebanyak 141) turun di Makkah, 30 ayat turun di Madinah dan 5 ayat dipertentangkan antara Makkah dan Madinah sebagai tempat turunnya, karena ada perbedaan tentang tempat turunnya Surat al-Hajj (QS 22), Yakni surat yang memuat kelima ayat tersebut.
Filsafat dakwah berdasarkan makna filsafat sebagai kegiatan berpikir sesuai hukum berpikir, dapat dirumuskan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari secara kritis tentang dan mendalam tentang dakwah dan respons terhadap dakwah yang dilakukan para da'i, sehingga orang yang didakwahi dapat menjadi manusia yang beriman serta berakhlak mulia. Pada prateknya, filsafat dakwah akan mempelajari secara kritis dan mendalam mengapa ajaran Islam perlu dikomunikasikan, disosialisasikan,, diinternalisasikan dan diamalkan? Mengapa keyakinan manusia perlu diluruskan? Mengapa pikiran manusia perlu dimerdekan dari anasir-anasir irasional? Mengapa jiwa manusia perlu dibersihkan dari hawa nafsu yang buruk? Mengapa nilai-nilai kemanusiaan perlu ditumbuhkembangkan. Inilah sederatan pertanyaan mendasar yang harus dijawab secara tuntas oleh filasaf dakwah.
Dan adapun pengertian dakwah menurut seorang pakar secara istilah diantaranya:
a. Dakwah adalah usaha yang mengarah untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik dan layak sesuai dengan kehendak dan tuntunan kebenaran.
b. Dakwah adalah usaha membuka konfrontasi keyakinan di tengah manusia, membuka kemungkinan bagi kemanusiaan untuk menetapkan pilihannya sendiri.
c. Dakwah islam adalah dakwah kepada setandar nilai-nilai kemanusiaan dalam tingkah laku pribadi-pribadi didalam ubungan antar manusia dan sikap prilaku antar manusia.
d. Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada benar yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
e. Dakwah merupakan suatu peruses usaha untuk mengajak agar orang berimamn kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh rosul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihatnya.
f. Dakwah adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik kepada indivu maupun masyarakat.
g. Dakwah adalah gerakan untuk merealisasikan undang-undang (ihya al-Nidaham) Allah yang telah menurunkan kepada nabi Muhammad SAW.
h. Dakwah adalah mendorong (memotivasi) untuk manusia agar melaksanakan kebaikan dan mengikuti peeeetunjuk serta memerintah perbutan makruf dan memcegah dari perbuatan mungkar supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat.
i. Dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau lisan dan lainnya, yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat-syariat serta akhlak islamiyah.
Berbicara tentang hakikat, tentu kita membicaran sesuatu secara mandasar . Seorang penyanyi dangdut yang dengan lenggak-lenggok erotis di atas panggung menyanyikan lagu ajakn berbakti kepada Tuhan, adakah ia seorang da’i? Tentu saja penyanyi itu menyanyikan lagu dakwah, akan tetapi pada hakikatnya ia tidak sedang berdakwah. Dakwah tidak hanya kata-kata yang keluar dari mulut seorang da’i, melainkan hadir dari dalam jiwa seorang da’i. Maraknya kegiatan dakwah dewasa ini boleh jadi malah kontra dakwah karena secara hakikat ia telah keluar dari dakwah.
Sebagai suatu istilah, dakwah merupakan konsep khas Islam yang mengandung pengertian menyeru kepada hal yang positif, yaitu positif menurut nilai dan norma agama Islam. Secara umum, makna pokok yang menjadi “benang merah” dari pengertian dakwah yang berbeda-beda terletak pada tiga hal :
1. Amar ma’ruf nahi mungkar. Seluruh kegiatan dakwah pada dasarnya bertujuan untuk merealisasikan kebaikan (al-khoir) dan mengeliminasi segala hal yang menyebabkan orang semakin jauh dari jalan Tuhan Allah SWT.
2. Ishlah. Makna ishlah dari dakwah ini nampak kuat pada upaya dakwah untuk meningkatkan kualitas kebaikan dan menurunkan kadar keburukan di dalam masyarakat. Dalam makna ini dakwah dipahami sebagai segala upaya yang bertujuan untuk merubah kondisi negatif ke kondisi yang positif atau untuk memperbaharui dalam makna meningkatkan kondisi yang positif ke kondisi yang lebih positif lagi.
3. Dengan demikian dakwah pada dasarnya adalah bersifat taghyir (pengubah) dari realitas sosial yang tidak/belum ilahiyah menjadi berkondisi atau berwatak ilahiyah.
Hakikat dakwah bisa dilihat dari pribadi seorang da’i, bisa juga dari makna yang dipersepsi oleh masyarakat sebagai objek dakwah.
Hakikat dakwah :
- Dakwah sebagai tabligh
Dakwah sebagai tabligh wujudnya adalah mubaligh menyampaikan materi dakwah (ceramah) kepada masyarakat. Materi dakwah bisa berupa keterangan, informasi, ajakan, seruan, atau gagasan. Seorang mubaligh harus menjadi subjek dakwah yang sesungguhnya. Ia harus mampu melakukan kegiatan tablighnya dengan program yang tersusun rapih. Tidak melakukan tablighnya hanya menunggu undangan.
- Dakwah sebagai ajakan
Harus jelas tujuan dalam berdakwah, sehingga mad’u akan mengikuti ajakan da’i jika tujuannya menarik.
- Dakwah sebagai pekerjaan menanam
Berdakwah merupakan mendidik manusia agar mereka mampu melakukan segala hal sesuai dengan nilai-nilai islam. Mendidik merupakan menanamkan nilai-nilai ke dalam jiwa manusia.
- Dakwah merupakan pekerjaan menbangun
Sebagaimana sejarah telah membuktikan, dakwah islam telah mampu membangumn peradaban yang maju di segala bidang. Dengan nilai-nilai islam yang terus-menerus diinternalisasikan kedalam pribadi, keluarga, masyarakat, negara bahkan dunia msks akan terbangun kehidupan yang bermakna. Membangun bisa dalam arti membuat bangunan baru, atau juga mengganti bangunan yang telah ada yang membutuhkan energi yang lebih besar, karena terlebih dahulu harus membongkar bangunan yang telah ada. Dalam membangun diperlukan konsep, tenaga ahli dan bahan yang terbaik agar terciptanya bangunan yang baik, kuat dan tahan lama.

ISLAM

by Adib Akhdhar


1. Pengertian Islam (Etimologi dan Terminologi)
2. Tujuan Islam
3. Isi Syariat Islam
4. Formulasi Islam

Pengertian
Dalam bahasa Arab, الإسلام berarti “berserah diri” dan merupakan suatu Dīn yang berarti "aturan" atau "sistem" (QS. Al-Maidah:83) :
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.)

Secara etimologis, kata tersebut diturunkan dari akar yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām. Kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Nama Islam itu sendiri adalah diberi oleh Allah Tuhan sekelian alam. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim, adapun lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Dalam Islam, ada tiga konsep yang penting yaitu Iman, 'amal dan Ihsan.
Islam, yaitu:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan rasul Allah
2. Mendirikan shalat lima kali sehari
3. Membayar zakat
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu
Rukun Iman
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur, lembaran Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar

Tujuan

1. Memperoleh Ridho Allah
2. Menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat
3. Memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia
4. Satu-satunya agama yang diterima Allah
5. Mempermudah urusan manusia
6. Menenangkan hati

Al-Baqarah : 208
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
QS. Al-Baqarah : 256
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ali Imron : 19
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
QS. Ali Imron : 20
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Ali Imron : 85
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi
Ali Imron : 102
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Al-Maidah : 3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا ... ...
...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu...
Ar-rum : 43
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ
Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah.
Al-Qalam : 35
أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?

Isi Syariat Islam

Syariat Islam adalah ajaran Islam yang membicarakan amal manusia baik sebagai makluk ciptaan Allah maupun hamba Allah. Terkait dengan susunan tertib Syari'at, Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan RasulNya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan RasulNya belum menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah.
Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.
• Asas Syara'
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana Al Quran itu Asas Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas Kedua Syara'. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan yang memungkinkan umat Islam tidak mentaati syari'at Islam, ialah keadaan yang terpaksa atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan keadaan tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya, demikian pula dalam memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu berakhir maka segera kembali kepada ketentuan syari'at yang berlaku.
• Furu' Syara'
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadits. Kedudukannya sebaga Cabang Syari'at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat menerima sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya. Perkara atau masalah yang masuk dalam furu' syara' ini juga disebut sebagai perkara ijtihadiyah.
Islam mencakup setiap jengkal kehidupan manusia. Setiap bidang kehidupan manusia diatur oleh islam. Tidak ada satu pun agama yang lain di dunia selain islam yang memiliki cakupan universal. Setiap manusia yang berada dikolong langit wajib beragama islam seluruhnya, karena seluruhnya ada dalam islam. Mulai dari urusan pribadi, masyarakat, negara, bahkan dunia diatur dalam syariat islam. Sosial, politik, ekonomi, hukum, dan aspek kehidupan lainnya dicakup dalam syariat islam. Hablumminallah wa hablumminannas (hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia) merupakan isi syariat islam.

Formulasi Islam

Fase Makkiyah (selama beliau berdakwah di Makkah)
1. Muhammad di Makkah yakni sebagai pedagang, kemudian diangkat sebagai nabi dan rasul, yang oleh para ahli disebut fase awal kehidupan Muhammad saw,
2. Penekanan dengan penyampaian dan penyebaran da’wah, baik secara rahasia ataupun secara terang-terangan, dimulai dari keluarga terdekat , sebagai penyelamatan manusia dari kesesatan kepada petunjuk yang terang, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam yang terang benderang.
3. Penekanan dengan melakukan tarbiyah kepada orang-orang yang menerima da’wah dan beriman kepada da’wah beliau saw, men-tazkiyah / menyucikan jiwa mereka, pembinaan ini dilakukan di rumah sahabat Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi, untuk membentuk pondasi masyarakat Islami usaha yang dilakukan adalah :
• mengajarkan Dienul Islam
• mengaplikasikan Islam dalam kehidupan mereka.
• memperdalam makna ukhuwah islamiyah di antara mereka
• saling berwasiat dengan haq dan kesabaran
4. Berusaha untuk tidak memberikan perlawanan secara fisikal terhadap gangguan dan rintangan da’wah, cukup dengan jihad da’wah. Padahal musuh-musuh Islam menyerangnya dengan berbagai kekuatan fisikal. Bahkan Khobbab ibn Al-Arot ra, pernah mengadu kepada Rasulullah saw. tentang siksaan yang diderita oleh shahabat yang lain. Shahabat Khobbab lalu mengusulkan agar kaum Muslimin diizinkan memberikan perlawanan fisikal atau Rasulullah berdo’a kepada Allah untuk kehancuran orang-orang kafir. Tapi beliau menganggap tindakan itu sebagai langkah isti’jal .
5. Terus bergerak dengan da’wah, tidak hanya terfokus di Makkah, hijrahnya beberapa orang ke Habasyah (Sekarang Ethiopia), perginya beliau ke Tha’if, usaha beliau untuk menjalin hubungan dengan jemaah haji yang datang ke Makkah di musim haji merupakan bukti amanah beliau dalam menyampaikan Risalah Islam.
6. Kesinambungan kerja dalam meletakkan strategi dan langkah-langkah untuk masa depan da’wah islamiyah. Seperti mengadakan perjanjian dan sumpah setia (bai’at) dengan orang-orang Yatsrib; kemudian mengutus Mus’ab bin Umair (duta dakwah islam pertama) kepada mereka untuk mengajarkan Al Qur’an dan Islam, berusaha memiliki kontak dengan kabilah-kabilah di luar kota Makkah untuk mencari suaka dan tempat berlindung; Dan akhirnya beliau hijrah ke Yatsrib/Madinah dengan strategi yang sangat rapi dan matang.
Pelajaran penting dari Hijrah Nabi saw,
 Keharusan untuk memadukan antara usaha dan strategi dengan tawakal
 Keharusan ikhlas dan menjauhi kepentingan-kepentingan pribadi dalam dakwah
 Bersikap bijaksana dalam kondisi lapang maupun sempit
 Keteguhan ahlul iman dalam kondisi sulit
 Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menjaganya
 Bahwa pertolongan harus melalui kesabaran
 Perlunya sikap santun dan menghadapi keburukan dengan kebaikan
 Penyebaran dan kuatnya islam
 Berdirinya hukum dan komunitas masyarakat islam
 Terjadinya ukhuwah islamiyah dan lenyapnya semangat ashabiyah, golongan dan kesukuan
 Catatan penting tentang mulianya kedudukan kaum muhajirin dan anshar
 Kehebatan metode pembinaan Nabi saw,
 Keistimewaan kota Madinah
 Pentingnya peran dan fungsi masjid bagi umat
 Besarnya peran kaum wanita dalam dakwah
 Besarnya peran pemuda
Setelah tiba pertolongan dari Allah melalui hijrah kaum muslimin ke Yatsrib atau Madinah, maka dakwah islam semakin berkembang. Kaum Anshor yang dimotori oleh kaum Aus dan Khajraj melakukan bai’at kepada Rasulullah saw, yang dinamakan Bai’atul ‘Aqobah 1 dan 2. Dakwah nabi saw beserta para sahabat berlangsung lebih mudah, karena kaum anshor sangat mudah menerima cahaya kebenaran islam yang dibawa islam. Dengan mengajarkan islam melalui Al-Qur’an dan sunnah Nabi saw, serta dibentuknya pondasi negara islam pertama di dunia (daulah islamiyah) terbentuklah tatanan masyarakat yang menjadi model masyarakat terbaik yang pernah ada di muka bumi.
Fase Madaniyah (selama beliau berdakwah di Madinah)
1. Muhammad di Madinah yakni sebagai politisi dan negarawan, serta sebagai pembebas, yang oleh para ahli disebut fase akhir kehidupan Muhammad saw,
2. Penekanan dalam pemantauan proses penyampaian da’wah, tarbiyah dan tazkiyah kepada orang-orang yang menerima da’wah dengan cara penyampaian Al Qur’an, mengajarkannya dan menerapkannya dalam kenyataan hidup mereka. Juga melakukan pembangunan masjid (Masjid Nabawi) sebagai tempat pembinaan umat, mempersaudarakan antara orang-orang Anshar dan Muhajirin serta terus mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka.
3. Penuh perhatian dengan berdirinya suatu tatanan masyarakat atau tata perlembagaan masyarakat Islami (daulah) setelah ketiga unsurnya sempurna, yaitu :
 Adanya basis masyarakat yang beriman, hal ini sudah beliau persiapkan sejak diutusnya Mus’ab bin Umair ke Yatsrib sebelum Hijrah.
 Adanya basis geografis yang aman, di mana kota Yatsrib sangat strategis jiks dilihat dari berbagai aspeknya, di samping sebagai realisasi petunjuk Allah dalam mimpi beliau (mimpi seorang Nabi merupakan wahyu yang benar).
 Adanya aturan hidup yang jelas, yakni syari’at Islam yang terus mengatur interaksi masyarakat.
4. Penekanan pada melaksanakan aplikasi syari’at Islam bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, baik untuk perorangan atau masyarakat luas. Malah beliau menegaskan, putri beliau tercinta pun tidak akan lepas dari hukum tersebut, apabila ia melanggar (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
5. Berusaha mengadakan perdamaian dengan musuh-musuh Islam yang mau berdamai dan berusaha untuk hidup berdampingan dalam suatu tatanan masyarakat Islami.
6. Menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha menyerang dengan jalan melakukan peperangan, mengadakan latihan dan patroli ketenteraan serta terus mengadakan mobilisasi pasukan mujahidin yang siap tempur bila saja beliau minta. Sebagai contoh adalah kisah Hanzalah. Beliau tidak sempat mandi junub setelah malam pengantinnya karena mendadak ada penggilan jihad menuju Uhud. Di dalam perang Uhud sahabat Hanzalah syahid. Malaikatlah yang memandikan beliau sebelum akhirnya dikuburkan oleh kaum muslimin.
7. Merealisasikan Alamiyatudda’wah Al-Islamiyah, sebagai Rahmatan lil ‘Alamin dengan cara mengirim utusan-utusan dan surat-surat da’wah ke berbagai daerah atau negara tetangga serta menerima tamu-tamu dari utusan negara lain sebagai bukti bahwa da’wah beliau untuk seluruh umat manusia. Berikut beberapa surat da’wah yang dikirim ke berbagai daerah :
 Heraclius sebagai Raja Romawi
 Amir Yamamah
 Amir Bahrain
 Kisra sebagai Raja Persia  Najasyi sebagai Raja Habsyi
 Muqauqis sebagai Gubernur Mesir
 Ami r Oman
Berikut ini prinsip dakwah Nabi Muhammad saw, yang juga menjadi faktor keberhasilan dakwah beliau saw, :
1. Mengetahui keadaan medan (mad’u), melalui penelitian, dan perenungan
2. Melalui perencanaan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan serta pembangunan masyarakat
3. Bertahap, diawali dengan cara diam-diam (marhalah sirriyah), kemudian cara terbuka (marhalah alaniyyah). Diawali dari keluarga dan teman terdekat, kemudian masyarakat secara umum
4. Melalui cara dan strategi hijrah, yakni menghindari situasi yang negatif untuk meraih situasi yang lebih positif
5. Melalui syiar ajaran dan pranata islam, antara lain melalui khutbah, adzan, iqamah, dan shalat berjamaah, ta’awun, zakat, dll
6. Melalui musyawarah dan kerja sama, perjanjian dengan masyarakat sekitar, seperti dengan Bani Nadhir, Bani Quraidzah, dan Bani Quinuqa
7. Melalui cara dan tindakan yang akomodatif, toleran, dan saling menghargai
8. Melalui nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, dan pengertian
9. Menggunakan bahasa kaumnya, melalui kadar kemampuan pemikiran masyarakatnya (‘ala qadri uqulihim)
10. Melalui surat, sebagaimana telah dikirimkan kepada penguasa-penguasa
11. Melalui uswah hasanah dan syuhada ‘alannaas, dan melalui peringatan, dorongan dan motivasi (tarhib wa targhib)

Dari prinsip dan langkah dakwah di atas, kita dapat mengetahui kaidah-kaidah dakwah Rasulullah saw, sebagai berikut :
1. Tauhidullah
2. Ukhuwah Islamiyah
3. Musawah, yakni sikap persamaan sesama manusia, tidak arogan, tidak saling merendahkan
4. Musyawarah, menghargai pendapat orang lain
5. Ta’awun, yakni tolong-menolong
6. Takaful al-ijtima, yakni sikap senasib sepenanggungan, tanggung jawab bersama, solidaritas sosial
7. Jihad dan Ijtihad, semangat dan bersungguh-sungguh, kreatif, inovatif, aktif dalam segala persoalan
8. Fastahiq al-khayrat, berlomba-lomba dalam kebaikan
9. Tasamuh, toleransi, tenggang rasa, tidak memaksakan kehendak, menghargai perbedaan
10. Istiqamah, semangat disiplin, tidak goyah akan cobaan dan rintangan

DAKWAH

by Adib Akhdhar

1. Secara Etimologi
Berasal dari kata دعا - يدعو - دعوة , dakwah secara etimologi (bahasa) memiliki pengertian yang bermacam-macam :
- النداء : memanggil dan menyeru
- Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif atau pun yang negatif
- Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu
- Doa (permohonan), seperti pada firman-Nya
أجيب دعوة الداعي إذادعاني......
“...Aku mengabulkan permohonan orang jika ia meminta kepada-Ku...”
- Meminta, mengajak
2. Secara Terminologi
Terdapat beragam pengertian dakwah secara istilah, hal ini disebabkan oleh perbedaan para ulama dalam memaknai dan memandang kalimat dakwah itu sendiri, di antaranya :
- Dakwah merupakan pekerjaan mengomunikasikan pesan islam kepada manusia.
- Dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang definitif yang rumusannya bisa diambil dari Al-Qur’an dan Hadits, atau dirumuskan oleh da’i, sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya.
- Dakwah adalah usaha meyakinkan kebenaran kepada orang lain.
- Dakwah adalah menyampaikan (at-tabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
- Dakwah adalah mengajak kepada kebaikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada kebaikan (ma’ruf) dan melarang kepada kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Dakwah adalah pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam, yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariat dan akhlak.
- Dakwah adalah kegiatan para ulama dengan mengajarkan manusia apa yang baik bagi mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat menurut kemampuan mereka.
- Dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktikkan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari.
- Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara pendapat-pendapat para ulama tentang pengertian dakwah. Dan menurut saya dakwah adalah suatu kegiatan aktif seorang mukmin untuk menyebarkan nilai-nilai islam baik dengan kata-kata ataupun dengan tindakan (karya nyata) menuju terinternalisasikannya ajaran islam dalam kehidupan sehingga diraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Dakwah dalam Qur’an dan Hadits
- Ali Imron : 104
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
- Ali Imron : 110
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
- An-Nahl : 125
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
- Fushilat : 33
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’ “
- Bulughul Maram, Hadits 1551
َوَعَنْ مُعَاوِيَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ يُرِدِ اَللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي اَلدِّينِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
“Dari Muawiyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah ia akan diberi pemahaman tentang agama." Muttafaq Alaihi.
- Bulughul Maram, Hadits 1286
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( جَاهِدُوا اَلْمُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ, وَأَنْفُسِكُمْ, وَأَلْسِنَتِكُمْ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu." Riwayat Ahmad dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim.
- “Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, makaia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)
- Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebenaran, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang-orang yang mengikuti petunjuk tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang mereka dapatkan: (HR. Muslim)
- “Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui perantaraanmu, maka hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah” (HR. Bukhari Muslim)

Rabu, 23 September 2009

Kembali ke Fitrah ga???

by Adib Akhdhar

Langit biru, udara sejuk, matahari cerah mengiringi hari-hari umat islam di seluruh dunia, karunia dari Sang Pencipta. Hati bahagia, pikiran tenang, raga segar, begitu kita memasuki suatu hari penuh kemuliaan. Hari Raya Idul Fitri. Hari kemenangan bagi para pengabdi setia Sang Khaliq, pecinta-Nya, Pengagung-Nya. Bagi setiap hamba yang paripurna memanfaatkan momentum berharga penuh keutamaan, Ramadhan Mubarak.
Tak terbatas pada pak Haji, pak Ustadz, Pak Kiyai, Pak Presiden, Pak RT, Mang tukang becak, Bos perusahaan besar, semuanya diberikan kesempatan yang sama untuk mengumpulkan tabungan amal sebanyak-banyaknya. Betul, keutamaan bulan ini bukan hanya untuk santri tapi juga untuk mantri, bukan hanya untuk petani kencur tapi juga untuk direktur. Di manapun ia berada tak tertutup peluang mengumpulkan kebaikan setinggi gunung. Setiap helaan nafas menjadi tasbih, amalan sunnah dipahalai wajib, amalan wajib dilipatgandakan pahalanya, subhanallah...
Genap sudah satu bulan Ramadhan kita lewati. Ada yang melewatinya dengan rangkaian amal kebaiklan, dan tidak sedikit yang melewatinya dengan kesia-siaan bahkan kenistaan. Setiap masjid menggema dengan dentuman syiar ibadah dari pagi buta hingga pagi kembali menyapa. Tapi di sudut kota yang lain, pesta pora tetap terlaksana. Mungkin inilah dunia selalu ada keseimbangan.
Setiap individu muslim bahkan non muslim merasakan dan hyanyut dalam eforia kemenangan hari raya Idul Fitri. tapi sejatinya mereka yang larut dalam kebahagiaan hari raya tidak semua benar-benar mendapatkan keutamaannya, yakni kembali pada fitrah (kesucian). Setiap orang boleh ikut merayakan idul fitri, tapi hanya orang-orang pilihan yang mendapatkannya.
Rasa penasaran yang tentu menggelayut dalam benak kita adalah, apakah kita termasuk kedalam orang-orang pilihan yang mendapatkan idul fitri??? Jawaban yang paling tepat adalah, lihatlah dirimu sendiri, sebesar apa kebahagiaanmu menjelang bulan penuh ampunan ini? sesiap apa kau menjalani setiap aktifitas di bulan ini, ilmu, jasmani, rohani? sejuah mana kau mampu memelihara setiap detik di bulan ini dalam rangka ibadah karena Allah? Sebanyak apa usahamu untuk menjauhi hal-hal yang tiada guna bahkan melalaikan-Nya? Jawablah semuanya dengan jujur dan tulus. setelah kau temukan jawabannya, tentukan langkah selanjutnya!
Bulan Syawwal merupakan bulan penngkatan bukan kebebasan, ibadah kita semuanya. Semangat Ramadhan harus terus termaktub dalam sanubari kita. Inilah indikasi keberhasilan kita mnenjalani bulan tarbiyah, Ramadhan. Semoga Allah yang Maha Perkasa memberi kita kemampuan untuk mnjalani setiap helaan nafas kita dalam rangka cinta pada-Nya.

Senin, 07 September 2009

Jadilah Manusia Sesungguhnya!


Perjalanan kehidupan semakin tidak menentu bagi sebagian orang. Tujuan dan arah yang tak tentu arah, menjadikan banyak orang bingung dalam menjalankan kehidupannya. Belum lagi cara mereka menjalani kehidupan yang tak berpedoman menjadikan hidup ini begitu tidak menarik dan membosankan. Benar dan salah kini telah semakin sumir, orang yang berbuat salah bisa jadi merasa telah berbuat benar karena banyak orang yang memakluminya dan sama sekali tidak melarang atau mengkritiknya. Sebaliknya, orang yang berbuat baik dan benar sering merasa bersalah, entah karena sikap orang padanya atau keresahan dan kekhawatirannya. Yang berbuat salah merasa tenang dan terus melakukannya. Sedangkan yang berbuat benar merasa bersalah dan akhirnya berhenti melakukannya.
Seseorang yang masuk ke dalam suatu lingkungan yang telah membudaya dan mengakar sistem yang buruk dan kotor di dalamnya, meski tadinya ia seorang yang jujur dan memilliki idealisme yang kuat, lambat laun ia akan terbawa. Kita tentu tahu, di waktu yang lalu, orang yang dikenal sebagai orang yang bersih dan berdedikasi tinggi, tapi ia kemudian menjadi narapidana korupsi setelah menjadi pejabat di salah satu lembaga. Sehingga muncul anggapan bahwa selama sistem yang salah tidak dirubah, sekuat apapun idealisme seseorang lama-kelamaan ia akan mengikuti sistem itu juga.
Cara kita menyelesaikan masalah yang tidak tepat menyebabkan masalah tak kunjung berakhir.

Selasa, 25 Agustus 2009

Kubah Simbol Kebesaran Islam

Megah dan indah. Pesona itulah yang terpancar dari sebuah bangunan masjid berkubah . Sebagai salah satu komponen arsitektur masjid, sejatinya kubah tak sekedar menampilkan kemegahan dan keindahan belaka. Lebih dari itu, kubah juga memiliki fungsi sebagai penanda arah kiblat dari bagian luar dan menerangi bagian interior masjid.

Dalam tulisan berjudul A review of Mosque Architecture, Foundation for Science Technology Civilisation (FSTC) mengungkapkan, keberadaan kubah dalam arsitektur Islam paling tidak memiliki dua interpretasi simbolik. Yakni, merepresentasikan kubah surga dan menjadi semacam simbol kekuasaan dan kebesaran Tuhan.

Seperti halnya menara dan mihrab, secara historis kubah belum dikenal pada masa Rasulullah SAW. Arsitektur terkemuka, Prof K Cresswell dalam Early Muslim Architecture menyatakan bahwa pada desain awal masjid Madinah sama sekali belum mengenal kubah. Dalam rekonstruksi arsitekturnya, Cresswell menunjukkan betapa sederhananya masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW.

Arsitektur awal masjid Rasul berbentuk segi empat dengan dinding sebagai pembatas sekelilingnya. Di sepanjang bagian dalam dinding tersebut dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya. Seiring berkembangnya teknologi arsitektur, maka kubah pun muncul sebagai penutup bangunan masjid.

Kubah memang bukan berasal dan berakar dari arsitektur Islam. Itu karena memang ajaran Islam tidak membawa secara langsung tradisi budaya fisik atau Islam tidak mengajarkan secara konkrit tata bentuk arsitektur. Islam memberi kesempatan kepada umatnya untuk menentukan pilihan-pilihan fisiknya pada akal-budi.
Hampir semua kebudayaan mengenal dan memiliki kubah. Dari masa ke masa bentuk kubah selalu berubah-ubah. Konon, peradaban pertama yang mengenal dan menggunakan kubah adalah bangsa Mesopotamia sejak 6000 tahun yang lalu. Pada abad ke-14 SM, di Mycenaean Greeks sudah ditemukan bangunan makam berbentuk kubah (tholos tombs).

Namun, ada pula yang menyatakan bahwa kubah mulai muncul pada masa Imperium Romawi, sekitar tahun 100 M. Salah satu buktinya adalah bangunan pantheon (kuil) di kota Roma yang dibangun Raja Hadria pada 118 M - 128 M. Penggunaan kubah tercatat mulai berkembang pesat di periode awal masa Kristen.

Struktur dan bentang kubah pada waktu itu tak terlalu besar, seperti terdapat pada bangunan Santa Costanza di Roma. Pada era kekuasaan Bizantium, Kaisar Justinian juga telah membangun kubah kuno yang megah. Pada tahun 500 M, dia menggunakan kubah pada bangunan Hagia Spohia di Konstantinopel.

Lalu sejak kapan Islam mulai menggunakan kubah pada arsitektur masjid? Secara historis dan arkeologis, kubah pertama dalam arsitektur Islam ditemukan di Kubah Batu (Dome of Rock) atau yang biasa dikenal sebagai Masjid Umar di Yerusalem. Kubah Batu dibangun sekitar tahun 685 M sampai 691 M.

Interior Kubah Batu dihiasi dengan arabesk - hiasan berbentuk geometris, tanaman rambatan dan ornamen kaligrafi. Unsur hiasan sempat menjadi ciri khas arsitektur Islam sejak abad ke-7 M. Hingga kini, kaligrafi masih menjadi ornamen yang menghiasi interior bangunan sebuah masjid.

Sejak saat itulah, para arsitek Islam terus mengembangkan beragam gaya kubah pada masjid yang dibangunnya. Pada abad ke-12 M, di Kairo kubah menjadi semacam lambang arsitektur nasional Mesir dalam struktur masyarakat Islam. Dari masa ke masa bentuk kubah pada masjid juga terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.

Ketika Islam menyebar dan berinteraksi dengan budaya dan peradaban lain, para arsitek Islam tampaknya tidak segan-segan untuk mengambil pilihan-pilihan bentuk yang sudah ada, termasuk teknik dan cara membangun yang memang sudah dimiliki oleh masyarakat setempat tersebut.

Tak heran, jika bentuk kubah masjid pun terbilang beragam, sesuai dengan budaya dan tempat masyarakat Muslim tinggal. Hampir di setiap negara berpenduduk Muslim memiliki masjid berkubah. Di antara masjid berkubah yang terkenal antara lain; Masjid Biru di Istanbul Turki, Taj Mahal di Agra India, Kubah Batu di Yerusalem, dan lainnya.

Secara umum, kubah berbentuk seperti separuh bola atau seperti kerucut yang permukaannya melengkung keluar. Berdasarkan bentuknya, dalam dunia arsitektur dikenal ada ‘kubah piring’, karena puncak yang rendah dan dasar yang besar.

Selain itu, ada pula ‘kubah bawang’, karena hampir menyerupai bentuk bawang. Kubah biasanya akan diletakkan pada tempat tertinggi di atas bangunan, berfungsi sebagai atap. Ada pula yang ditempatkan di atas rangka bangunan petak dengan menggunakan singgah kubah.

Kubah juga biasa dianggap seperti gerbang yang diputarkan pada rangka penyangganya. Ini bermakna bahwa kubah mempunyai kekuatan struktur yang besar, laiknya jembatan gerbang tertekan. Pada awalnya, kubah dibangun dari batu bata atau beton. Seiring berkembangnya teknologi, kubah masjid pun dibentuk dari bahan alumunium.

Di era modern, para arsitektur sudah memperkenalkan bentuk kubah geodesi. Kubah ini berbentuk hemisfer dan menggunakan kekisi sebagai rangka, menjadikannya lebih ringan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan penggunaan cermin dan plastik sebagai padatan. Kini keberadaan kubah pada bangunan masjid telah bergeser dari tuntutan fungsional — keinginan untuk membentuk struktur bentang lebar pada ruang masjid - menjadi ciri dan simbol peradaban Islam yang ditempatkan pada bangunan masjid.

Kehadiran kubah pada bangunan masjid-masjid di Indonesia terbilang masih baru. Atap kubah baru hadir di Indonesia pada akhir abad ke-19 M. Itu berarti, selama lima abad lamanya, bangunan masjid di Nusantara tak menggunakan atap. Bahkan di Jawa, atap masjid berkubah baru muncul pada pertengahan abad ke-20 M.

Kubah merupakan elemen yang dapat menghadirkan ruang positif yang besar pada suatu bangunan. Ruang positif yang dihadirkan kubah pada bangunan masjid membuat orang yang berada di dalamnya akan merasa leluasa. Selain menghadirkan kesan megah, keberadaan kubah juga dapat membuat orang yang beribadah di masjid merasa kecil di hadapan kebesaran Tuhan yang menciptakannya.

Cikal Bakal Masjid Berkubah

Kubah Batu atau Dome of The Rock adalah salah satu bangunan suci umat Islam. Masjid berkubah pertama itu berada di tengah kompleks Al-Haram asy-Syarif yang terletak di sebelah timur di dalam Kota Lama Yerusalem (Baitul Maqdis). Masjid itu berkubah keemasan. Sedangkan Masjid Al-Aqsa yang berkubah biru berada pada sisi tenggara Al-Haram asy-Syarif menghadap arah kiblat (kota Mekkah). Pembangunan masjid itu dimulai ketika Yerusalem jatuh ke dalam kekuasaan Islam pada era Khalifah Umar bin Khattab. Tak heran, jika masjid itu disebut Masjid Umar.

Adalah Khalifah Abdul Malik bin Marwan yang memprakarsai pembangunan Kubah Batu pada tahun 66 H/685 M dan selesai tahun 72 H/691 M. Pembangunan masjid itu sepenuhnya dikerjakan dua orang arsitek Muslim yakni Raja’ bin Hayat dari Bitsan dan Yazid bin Salam dari Yerusalem. Keduanya dari Palestina. Bangunan Kubah Batu terdiri dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama dan kedua tingginya mencapai 35,3 meter. Secara keseluruhan, tinggi masjid itu mencapai 39,3 meter. Keadaan ruang di dalamnya terdiri tiga koridor yang sejajar melingkari batu (sakhrah). Koridor bagian dalam merupakan lantai thawaf yang langsung mengelilingi batu seperti tempat thawaf di Masjidil Haram.

Di dalamnya dipenuhi ukiran-ukiran model Bizantium. Di dalamnya terdapat mihrab-mihrab besar jumlahnya 13 buah dan masing-masing mihrab terdiri dari 104 mihrab kecil. Untuk memasukinya ada empat pintu gerbang besar yang masing-masing dilengkapi atap. Bentuk kubahnya banyak dipengaruhi arsitektur Bizantium. Sejarawan Al-Maqdisi menuturkan bahwa biaya pembangunan masjid itu mencapai 100 ribu koin emas dinar. Di dalam masjid itu terdapat batu atau sakhrah berukuran 56 x 42 kaki. Di bawah sakhrah terdapat gua segi empat yang luasnya 4,5 meter x 4,5 meter dan tingginya 1,5 meter.

Pada atap gua terdapat lubang seluas satu meter. Batu tersebut disebut sakhrah mukadassah (batu suci). Di batu tersebut Nabi Muhammad melakukan mi’raj dan sebagai saksi peristiwa tersebut maka dibangunlah Kubah Sakhrah di atasnya. Menurut literatur Islam, nilai kesucian sakhrah sama dengan Hajar Aswad (batu hitam).

Beragam Bentuk Kubah Masjid

Bentuk kubah masjid sangat beragam, terutama menyangkut proporsinya. Secara umum, bangunan masjid berkubah paling mudah ditemukan di sekitar wilayah Iran dan Asia Tengah, Turki, Mesir, serta India subkontinen. Pada awalnya, kubah relatif jarang ditemukan di tanah Arab, Afrika, Eropa, termasuk Asia. Namun, kini bangunan masjid baru dan modern di kawasan itu sudah menggunakan kubah.

Di wilayah Afrika Utara, seperti Maroko, Fez dan Tunisia, bentuk kubah masjidnya berbentuk menekan, bulat rendah. Sedangkan di Mesir bentuk kubahnya berbentuk setengah oval yang disebut al-ihliji (eliptis, berbentuk bulat panjang) seperti lengkung telur - lebih dari setengah lingkaran. Selain itu, bangunan masjid di Mesir juga banyak juga yang berbentuk silinder (ustuwani) serta berbentuk kerucut (makhrut). Sementara itu, di kawasan Persia, kubah masjidnya berbentuk bawang, lancip ke atas.

Sedangkan, kubah masjid di India agak bulat dan ada juga yang berbentuk kubah Persia. Di Turki, bentuk kubah masjidnya masih kental bernuansa Bizantium. Bentuk kubah bergaya Bizantium juga menyebar di kawasan Balkan yang dulunya dikuasai Turki. Di Indonesia, bentuk kubah masjid juga terbilang beragam. Ada yang berbentuk bulat dan ada pula yang berbentuk joglo, seperti kubah masjid di Jawa. Bahkan, di Sumatera Barat banyak ditemukan kubah masjid berbentuk tanduk kerbau.

Penulis : heri ruslan
REPUBLIKA - Selasa, 04 Maret 2008

Minggu, 23 Agustus 2009

TIADA KEMULIAAN TANPA ISLAM




Umar bin Khaththab semoga Allah meridloinya mengatakan: "Kita adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun cara kita mencari kemuliaan tanpa Islam maka Allah akan tetap menjadikannya sebagai kehinaan."

Kapan Umar mengatakan ungkapan ini ? Kapan Umar menyusun perkataan ini ?

Umar mengatakan ini pada moment yang agung dan pada satu periode yang mulia dalam Islam. Beliau mengatakan ini ketika beliau berangkat untuk membuka Baitul Maqdis, untuk mengambil kunci-kunci Baitul maqdis yang telah kita abaikan karena kita mengabaikan Islam.

Umar berangkat ke sana untuk mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis. Kemudian orang-orang Nashara mendengar kedatangan Umar yang namanya telah menguncang dunia, yang jika nama Umar disebut di majlis Kisra dan Kaisar, maka kedua raja ini hampir pingsan mendengarnya, karena takut.

Umar yang tidur di pelepah kurma, tetapi hati para taghut yang berada di atas singgasana ketakutan.

Umar yang hanya makan gandum, tetapi para bangsawan yang memiliki emas dan perak gemetar jika melihatnya.

Umar yang jika berjalan di suatu jalan, maka syetan akan memilih jalan lain.

Umar yang sudah dikenal dikalangan muslimin Melayu, India, Iraq, Sudan, Andalus, dan akan dikenal dunia.

Ketika orang-orang Nashara mendengar Umar akan datang untuk mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis, mereka keluar dengan jumlah yang sangat besar. Para wanita keluar di atap-atap rumah, anak-anak keluar di berbagai jalan dan gang.

Sedangkan pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh tiga panglima, mereka kaluar dalam konvoi pasukan yang belum pernah didengar dunia.

Bagaimana pengawal yang mengiringi Umar yang akan mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis ?

Tidak ada iring-iringan yang mengawal ! Orang-orang mengira beliau akan datang dengan para pembesar shahabat, para pembesar Anshar dan Muhajirin dari para ulama dan orang-orang shalehnya, tetapi beliau datang hanya dengan mengendarai satu unta dan ditemani seorang pembantunya. Kadang Umar yang menuntun unta dan pembantunya naik dan kadang Umar yang naik unta dan pembantunya yang menuntun !

Ketika mendekati Baitul Maqdis, para pejabat muslimin bertanya-tanya: "Siapa itu ? Mungkin salah saeorang tentara yang memberi tahu kedatangan Amirul Mukminin.

Ketika pasukan itu mendekat, ternyata orang tersebut adalah Umar bin Khaththab ! Ketika beliau sampai di Baitul Maqdis, tiba giliran beliau menuntun unta dan pembantunya yang berada di atas unta.

Amr bin Ash mengatakan: "Wahai Amirul Mukminin, orang-orang mennati kehadiran anda, penghuni dunia keluar untuk menyambut kehadiran anda dan orang-orang mendengar tentang anda tetapi anda datang dengan penampilan seperti ini ?"

Kemudian Umar mengatakan perkataannya yang sangat terkenal, yang tetap diingat sepanjang masa: "Kita adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun juga jika kita mencari kejayaan dengan yang lain, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita."

Kita membangun peradaban kita dari nol dengan satu modal; Laa ilaaha illallaah.

Pasukan Umar bin Khaththab keluar dengan 30.000 orang yang bertauhid. Setiap orang yang bertauhid sama dengan 3 juta tentara dunia sekarang. Mereka keluar untuk berperang melawan Persia, berperang untuk melawan Kisra yang kafir dan sesat. Ketika mereka tiba di Qadisiyah, Kisra ingin melakukan perundingan dengan Umar karena takut mati. Maka ia mengutus Hurmuzan -salah seorang mentrinya- untuk mendatangi Madinah Nabawiyah kota Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam untuk duduk bersama Umar Al Faruq di meja perundingan.

Utusan tersebut keluar dengan rombongan yang besar untuk menemui Umar, dengan hati yang hampir robek karena takut…Mengapa? Karena dia ragu-ragu. Bagaimana ia akan bicara dengan Umar bin Khaththab ? Apakah ia akan berbicara secara langsung atau melalui perantara ?Apakah ia akan duduk bersama di atas tanah ? Apakah ia dapat melihat Umar secara langsung tanpa alat dan pengeras suara ?

Maka ia memakai perhiasan, sutra, emas dan perak. Ia menembus jalan dari Iraq menuju Madinah.

Ketika ia masuk Madinah, ia bertanya: "Dimana istana Khalifah Umar ?"
Para shahabat mengatakan: "Umar tidak punya istana."

Ia bertanya: "Bagaimana ia memimpin kalian ?"
Mereka berkata: "Beliau memimpin kami di atas tanah."

Ia bertanya: "Di mana rumahnya ? Apakah rumahnya memiliki keistimewaan ?"
Mereka menjawab: " Rumahnya seperti rumah kita."

Ia berkata: "Tolong tunjukkan pada saya rumahnya."
Mereka berangkat dan berjalan di gang-gang kota Madinah yang sempit, sampai mereka sampai di sebuah rumah yang kecil miskin yang hanya dibangun dari tanah biasa.

Ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Ya"
Ia bertambah takut dan gemetar, ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Kita akan tanya keluarganya"

Kemudian mereka mengetuk pintu rumah. Putranya keluar, mereka bertanya: "Apakah Amirul Mukminin ada di rumah ?"
Beliau menjawab: "Beliau sedang tidak di rumah, silahkan anda cari di masjid "

Kantor, istana dan tempat duduknya di masjid.
Utusan ini segera berangkat ke masjid. Anak-anak berjalan dibelakang utusan Beberapa wanita melihat dari atap rumah dan dari balik pintu, untuk melihat orang yang datang dengan sutra dan emas yang bersinar karena pantulan sinar matahari.

Utusan tersebut mencari Umar. Mereka pergi dan memasuki masjid, mengamati orang-orang yang tidur -karena beliau tidur di masjid- maka mereka tidak menemukan. Mereka mengatakan: "Kita cari di tempat lain. Maka mereka mencari lagi.

Mereka mendatangi sebuah pohon di luar kota Madinah, ternyata beliau berada di situ. Beliau tertidur di di bawah pohon.

Utusan Persia ini tercengang dan semakin takut.
Mereka membangunkan Umar. Ketika beliau bangun, beliau bertanya: "Siapa ini ?"
Mereka mengatakan: "Ini adalah Hurmuzan dan rombongannya, datang untuk berunding dengan anda, wahai Amirul Mukminin."

Orang Persia tersebut berkata: "Anda telah berhukum dengan adil sehingga anda merasa aman dan bisa tidur."

Jadi kita adalah umat yang telah Allah berikan kejayaan dengan Islam, maka jika kita mencari kejayaan dengan selain Islam, Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.

Pada saat kita mencari kejayaan dengan pakaian dan penampilan, bukan dengan agama, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.

Pada saat kita merasa bangga dengan rumah dan istana, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.

Pada saat kita merasa bangga dengan berbagai kendaraan, kakayaan dam makanan dan merasa bangga dengan Islam maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita. Karena kita adalah umat yang telah Allah berikan kejayaan dengan Islam, maka kalau kita mencari kemuliaan dengan selain Islam Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.

Mengapa kita tidak merasa bangga, wahai para pemuda dan orang tua, mengapa kita tidak merasa bangga dengan Islam ?

Ya… ada ditengah-tengah kita, orang yang tidak ingin masuk lebih dalam pada agama. Dia ingin Islam yang biasa-biasa saja, shalat dan puasa saja.

Sedankan dakwah dan istiqamah adalah sesuatu yang dia tidak inginkan.
Mengapa ?

Karena zionisme internasional telah menamakan para da'i dengan istilah fundamentalis dan berbagai istilah menakutkan lainnya…maka orang-orang yang kurang wawasan, sedikit pengetahuan dan lemah mental (imannya) merasa berat jika dikatakan seperti itu.

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa membagi manusia menjadi dua bagian, Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman, yang artinya :

"Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ? Mengapa kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan" (QS Al Qalam: 35-36)

Pilihannya hanya satu dari dua, muslim atau mujrim (orang yang berbuat dosa)… orang yang baik atau jelek… sesat atau dapat petunjuk… shaleh atau merusak… taat atau ma'siyat. Tidak ada pilihan ketiga.

"Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat ?" (QS Shaad ayat 28)

Saran kita bagi setiap orang biasa yang ingin hidup biasa dalam Islam agar bergabung dengan para wali Allah, orang-orang pilihan, orang-orang yang istiqamah, karena agamawan dalam Islam tidak sama dengan agamawan dalam Nashrani.. tidak..pilihan kita hanya satu, menjadi orang yang istiqamah sukses bahagian atau sesat bodoh dan gagal dalam hidup.

Dalam agama kita hanya ada satu pilihan, menjadi orang yang baik , bertaqwa, wara' dan menghadapkan diri kepada Allah atau menjadi orang yang celaka, lalai, sesat yang akan dikembalikan ke neraka yang menyala-nyala.

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:

"Demikianlah Kami (Allah) jadikan kalian umat wasath (pertengahan). Betapa indah ungkapan wasath (pertengahan). Apa yang dimaksud dengan wasath ? Banyak dari para ahli tafsir yang mengatakan bahwa maksudnya adalah umat pilihan. Sebagian yang lain mengatakan maksudnya: pertengahan dalam segala sesuatu." (QS Al Baqarah 143)

Kedua makna ini benar. Alhamdulillah kita ini umat Islam memiliki aqidah pertengahan. Kita tidak hidup tanpa aqidah seperti orang-orang yang tidak punya pegangan. Kita tidak hidup dengan hati kosong, jiwa kosong, tetapi kita punya aqidah. Namun kita juga bukan yang berlebihan dalam beribadah sampai-sampai menyembah segala sesuatu, menyembah batu, pohon, bintang, bulan, sapi, harta, pakaian…tidak… tetapi kita beribadah kepada Dzat yang memang berhak dijadikan tujuan ibadah.

"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu"
(QS Muhammad 19)

Jumat, 14 Agustus 2009

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

Oleh: Mochamad Bugi (www.dakwatuna.com)

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)

Rabu, 05 Agustus 2009

The trully Artist, "Mbah Surip"

oleh Adib Akhdhar





Artist yang sebenarnya adalah yang melakukan semuanya dari hati. Artis yang sebenarnya adalah yang melakukan semuanya dengan niat yang mulia. Artis yang sebenarnya adalah yang lebih menekankan pada tuntunan dalam tontonannya.

Tidak salah memang bisa kita bilang bahwa Mbah Surip adalah "The trully Artist", betapa tidak, beliau telah mendedikasikan hidup hingga matinya untuk seni. Dengan gaya yang bersahaja dan penampilan nyentrik dan karyanya yang sangat fenomenal dalam waktu yang memang tepat berhasil membius masyarakat Indonesia. Lagunya yang sangat sederhana dan mudah dihafal meski dengan genre musik yang kurang populer di negeri ini, yaitu regge, dengan gemilang mengangkat namanya ke deretan penyanyi papan atas.

Tidak kurang uang miliaran rupiah telah diraupnya di dunia keartiasannya. Ia selalu berusaha untuk tersenyum di hadapan penggemarnya, meski barangkali ia sedang sedih, gelisah atau bahkan sakit. Itulah the trully artist. Penampilan memang penting, dan ia telah memperhatikannya dengan baik, dengan rambut gimbal yang menjadi cirinya yang khas, ia pun kerap berpakaian nyentrik ala musisi regge. Dan terbukti banyak yang suka dengan penampilannya.

Di saat banyaknya artis-artis abru yang hanya menonjolkan kecantikan atau n ketampanan meski tanpa kemampuan apa pun, juga banyak yang terkenal dengan banyak membuat sensasi yang ngawur dan memalukan, beliau hadir dengan memberi tren baru di dunia artis, ia hadir tidak dengan ketampanannya atau dengan sensasi ngawurnya melainkan dengan karyanya yang enak dinikmati masyarakat.

Sabtu, 18 Juli 2009

POTENSI MANUSIA

oleh Fajar Burnama

Manusia merupakan ciptaan yang memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan yang lain (QS. At-Tin 1-8). Keunikan manusia terletak bukan hanya pada bentuk fisik dan raganya, tetapi pada sisi spiritual dan ruhaninya. Secara fisik, manusia telah jelas memiliki perbedaan dibanding dengan makhluk yang lainnya. Bentuk yang paling sempurna, dengan fungsi yang berbeda dan spesifik. Semua potensi fisik manusia menjadi cirinya yang khas, yang membedakannya dengan makhluk lain, seperti hewan, terlebih tumbuhan. Manusia memiliki peluang untuk memperkuat dan memperindah bentuk fisiknya dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.
Semua yang dimiliki oleh tubuh manusia harus disyukuri dengan pemanfaatannya pada hal-hal terbaik sesuai dengan kaidah agama. Wajah yang menawan, tubuh yang kuat, raga yang sehat harus digunakan sebanyak-banyaknya dalam rangka meraih cinta Tuhan. Berlaku sombong, aniaya, dan pasif bukanlah jati diri manusia yang telah dianugerahi sekian banyak keistimewaan.

Kamis, 25 Juni 2009

MABIT TK/TPA IREMAS MBCU

PENDAHULUAN

Segala puji milik Allah Tuhan semesta alam penguasa setiap jiwa makhluk di muka bumi. Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada UtusanNya yamg mulia pemilik akhlaq Qur’ani yakni Nai Muhammad saw, beserta keluarganya, para seahabatnya dan seluruh ummat yang cinta padanya, amiin yaa robal ‘alamiin.
Islam sebagai pedoman hidup bagi seluruh ummat Diturunkan oleh Allah untuk menjawab segala permasalahan yang ada, sungguh segalanya adalah kecil di hadapan Yang Maha Perkasa. Akhlaq manusia yang dewasa ini jauh dari Qur’an dan Sunnah nabi adalah tantangan kita sebagai insane pilihan Allah untuk menegakkan kembali nilai-nilai keagungan islam, betapa indah hidup di dunia dengan islam dan Insya Allah jaminan kebahagiaan di akhirat kelak, kebahagiaan yang haqiqi.
Mari kita tumbuhkan kembali kecintaan kita kepada kepada Makhluk Allah yang mulia, pada diri beliau terdapat suri tauladan yang baik yang harus menjadi acuan setiap perilaku kita dalam kehidupan yang sementara ini, semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatan dan keteguhan dalam kebaikan amiin.

2. LANDASAN PEMIKIRAN

Q.S.Luqman 12-13. Allah Swt Berfirman :

12. Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Q.S. Al-Mujadalah.11 Allah Swt Berfirman :

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

H.R Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi :

“Seorang Mukmin tidak akan mencapai derajat taqwa hingga meninggalkan hal-hal yang tidak berguna karena khawatir terjerumus ke dalam hal-hal yang haram”


3. BENTUK KEGIATAN

Acara – acara yang kami laksanakan dalam bentuk :

1.Mabit
2.Talim
3.Tilawah Al-Qur'an
4.Shalat Malam
5.Olah Raga


4.TUJUAN

1.Mendorong dan menjadikan setiap individu Muslim untuk senatiasa aktif dalam mencari ilmu dan tsaqofah islam.
2.Mengisi liburan dengan kegiatan - kegiatan yang bermakna.
3.Membina setiap individu muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah.
4.Dalam rangka meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

5.TEMA KEGIATAN

“BUKAN SUPERMAN”

6.Sasaran

Sasaran dari kegiatan adalah :
1.Santri TK/TPA
2.Ummat secara umum

7. Waktu Pelaksanaan

Hari Sabtu-Minggu 4 - 5 Juli 2009

8. Tempat Pelaksanaan

Masjid Besar Cimahi Utara dan sekitarnya


tim assatidz IREMAS

Jumat, 19 Juni 2009

ARTI BAHAGIA

oleh Fajar Burnama

Kebahagiaan bagai berlian di dalam laci lemari yang terkunci pada lemari yang terkunci di dalam kamar yang terkunci di sebuah rumah yang terkunci dengan pagar tinggi yang terkunci. Dalam perjalanan hidup manusia, tentu yang diharapkan adalah kebahagiaan terus-menerus alias bahagia selalu, mungkinkah? Hal ini mungkin apabila ukuran kebahagiaan kita bersifat internal, artinya dia tumbuh dan subur di dalam hati sanubari, sehingga setiap waktu kita akan merasa bahagia. Tetapi menjadi tidak mungkin manakala ukuran kebahagiaan berasal dari luar diri atau bersifat eksternal.
Sejujurnya, hidup ini menjadi tidak menarik manakala berlangsung datar, bahagia terus atau sedih terus. Hidap ini bagaikan alunan musik yang memiliki dinamika sehingga menarik dan enak didengar. Kadang dengan nada tinggi dan sesekali turun ke nada yang rendah, sehingga penyanyinya pun tidak kesulitan untuk melantunkannya dan yang pasti musik itu akan enak didengar. Mariah Carey, penyanyi yang dikenal sangat ahli menaikkan dan menurunkan suaranya, ia pun menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

....Menggemgam Kehidupan

oleh Fajar Burnama

Setiap kali melangkah kita harus tahu arah dan tujuan. Setiap kali kita kita bergerak kita harus memiliki maksud dan cita-cita. Setiap kali kita berkata harus memiliki makna dan arti. Inilah yang sering kita lupakan dalam menjalani kehidupan. Diakui atau pun tidak, setiap kita melangkah, bergerak juga berkata seringkali menyepelekan arah, tujuan, maksud, cita-cita, makna dan arti. Pantaslah kemudian banyak orang yang perjalanan hidupnya begitu monoton dan menjemukan. Itulah sebabnya kita seringkali bingung sampai akhirnya tidak melakukan apa pun. Kita bisa memastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki masa depan. Kesuksesan begitu jauh dari genggamannya.
Soichiro Honda, yang merupakan perintis motor dan mobil Honda yang tersebar di seluruh jagat raya, dikenal sebagai orang yang sangat kaya dengan cita-cita dan keinginan.

Rabu, 03 Juni 2009

SUKAWANA ON VACATION






Bersama-sama TKA/TPA Masjid Besar Cimahi Utara dan IREMAS mania kami rihlah ke Kebon Teh Sukawana

CIWIDEY ON VACATION
















BERSAMA KAWAN-KAWAN ANGGOTA IKATAN REMAJA MASJID BESAR CIMAHI UTARA AKU MENGADAKAN RIHLAH,,, DENGAN MENGENDARAI ANGKOT YANG SEDERHANA DAN SEMPAT MOGOK DI TENGAH PERJALANAN, NAMUN KAMI SANGAT MENIKMATINYA. SITU PATENGGANG MENJADI TUJUAN UTAMA KAMI...

DENGAN HATI GEMBIRA DAN SEGAR KAMI NIKMATI SETIAP MOMENT, PHOTO BARENG, MAKAN BARENG, DAN NAIK PERAHU BANRENG...

OH TERNYATA SITU PATENGGANG PUNYA CIRI KAHS JUGA, MEREKA MENAMAKANNYA BATU CINTA... KONON KALO ADA PASANGAN YANG DATANG KE SANA BAKAL LANGGENG, TAPI GA PERCAYA TUGH!!!

PADA PENASARAN??? COBAIN AJAH DIJAMIN LIBURAN KAMU BAKAL BERKESAN!!! DAN INGAT INI SALAH SATU POTENSI WISATA LOKAL YANG PERLU KITA BANGGAKAN. THX'

JAKET HEBAT











Inilah dia jaket-jaket berkualitas tinggi, so cepat pesan, harga murah dech...
pemesanan bisa via Telp or SMS ke 081394408259, or ketik di kolom komentar. So, I'm waiting.Thx'