Rabu, 30 September 2009

ISLAM

by Adib Akhdhar


1. Pengertian Islam (Etimologi dan Terminologi)
2. Tujuan Islam
3. Isi Syariat Islam
4. Formulasi Islam

Pengertian
Dalam bahasa Arab, الإسلام berarti “berserah diri” dan merupakan suatu Dīn yang berarti "aturan" atau "sistem" (QS. Al-Maidah:83) :
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.)

Secara etimologis, kata tersebut diturunkan dari akar yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām. Kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Nama Islam itu sendiri adalah diberi oleh Allah Tuhan sekelian alam. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim, adapun lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Dalam Islam, ada tiga konsep yang penting yaitu Iman, 'amal dan Ihsan.
Islam, yaitu:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan rasul Allah
2. Mendirikan shalat lima kali sehari
3. Membayar zakat
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu
Rukun Iman
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur, lembaran Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar

Tujuan

1. Memperoleh Ridho Allah
2. Menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat
3. Memberikan petunjuk bagi kehidupan manusia
4. Satu-satunya agama yang diterima Allah
5. Mempermudah urusan manusia
6. Menenangkan hati

Al-Baqarah : 208
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
QS. Al-Baqarah : 256
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ali Imron : 19
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
QS. Ali Imron : 20
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Ali Imron : 85
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi
Ali Imron : 102
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Al-Maidah : 3
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا ... ...
...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu...
Ar-rum : 43
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ
Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah.
Al-Qalam : 35
أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?

Isi Syariat Islam

Syariat Islam adalah ajaran Islam yang membicarakan amal manusia baik sebagai makluk ciptaan Allah maupun hamba Allah. Terkait dengan susunan tertib Syari'at, Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36 mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan RasulNya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan RasulNya belum menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah.
Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.
• Asas Syara'
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana Al Quran itu Asas Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas Kedua Syara'. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan yang memungkinkan umat Islam tidak mentaati syari'at Islam, ialah keadaan yang terpaksa atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan keadaan tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya, demikian pula dalam memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu berakhir maka segera kembali kepada ketentuan syari'at yang berlaku.
• Furu' Syara'
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al Quran dan Al Hadits. Kedudukannya sebaga Cabang Syari'at Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat menerima sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya. Perkara atau masalah yang masuk dalam furu' syara' ini juga disebut sebagai perkara ijtihadiyah.
Islam mencakup setiap jengkal kehidupan manusia. Setiap bidang kehidupan manusia diatur oleh islam. Tidak ada satu pun agama yang lain di dunia selain islam yang memiliki cakupan universal. Setiap manusia yang berada dikolong langit wajib beragama islam seluruhnya, karena seluruhnya ada dalam islam. Mulai dari urusan pribadi, masyarakat, negara, bahkan dunia diatur dalam syariat islam. Sosial, politik, ekonomi, hukum, dan aspek kehidupan lainnya dicakup dalam syariat islam. Hablumminallah wa hablumminannas (hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia) merupakan isi syariat islam.

Formulasi Islam

Fase Makkiyah (selama beliau berdakwah di Makkah)
1. Muhammad di Makkah yakni sebagai pedagang, kemudian diangkat sebagai nabi dan rasul, yang oleh para ahli disebut fase awal kehidupan Muhammad saw,
2. Penekanan dengan penyampaian dan penyebaran da’wah, baik secara rahasia ataupun secara terang-terangan, dimulai dari keluarga terdekat , sebagai penyelamatan manusia dari kesesatan kepada petunjuk yang terang, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam yang terang benderang.
3. Penekanan dengan melakukan tarbiyah kepada orang-orang yang menerima da’wah dan beriman kepada da’wah beliau saw, men-tazkiyah / menyucikan jiwa mereka, pembinaan ini dilakukan di rumah sahabat Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi, untuk membentuk pondasi masyarakat Islami usaha yang dilakukan adalah :
• mengajarkan Dienul Islam
• mengaplikasikan Islam dalam kehidupan mereka.
• memperdalam makna ukhuwah islamiyah di antara mereka
• saling berwasiat dengan haq dan kesabaran
4. Berusaha untuk tidak memberikan perlawanan secara fisikal terhadap gangguan dan rintangan da’wah, cukup dengan jihad da’wah. Padahal musuh-musuh Islam menyerangnya dengan berbagai kekuatan fisikal. Bahkan Khobbab ibn Al-Arot ra, pernah mengadu kepada Rasulullah saw. tentang siksaan yang diderita oleh shahabat yang lain. Shahabat Khobbab lalu mengusulkan agar kaum Muslimin diizinkan memberikan perlawanan fisikal atau Rasulullah berdo’a kepada Allah untuk kehancuran orang-orang kafir. Tapi beliau menganggap tindakan itu sebagai langkah isti’jal .
5. Terus bergerak dengan da’wah, tidak hanya terfokus di Makkah, hijrahnya beberapa orang ke Habasyah (Sekarang Ethiopia), perginya beliau ke Tha’if, usaha beliau untuk menjalin hubungan dengan jemaah haji yang datang ke Makkah di musim haji merupakan bukti amanah beliau dalam menyampaikan Risalah Islam.
6. Kesinambungan kerja dalam meletakkan strategi dan langkah-langkah untuk masa depan da’wah islamiyah. Seperti mengadakan perjanjian dan sumpah setia (bai’at) dengan orang-orang Yatsrib; kemudian mengutus Mus’ab bin Umair (duta dakwah islam pertama) kepada mereka untuk mengajarkan Al Qur’an dan Islam, berusaha memiliki kontak dengan kabilah-kabilah di luar kota Makkah untuk mencari suaka dan tempat berlindung; Dan akhirnya beliau hijrah ke Yatsrib/Madinah dengan strategi yang sangat rapi dan matang.
Pelajaran penting dari Hijrah Nabi saw,
 Keharusan untuk memadukan antara usaha dan strategi dengan tawakal
 Keharusan ikhlas dan menjauhi kepentingan-kepentingan pribadi dalam dakwah
 Bersikap bijaksana dalam kondisi lapang maupun sempit
 Keteguhan ahlul iman dalam kondisi sulit
 Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menjaganya
 Bahwa pertolongan harus melalui kesabaran
 Perlunya sikap santun dan menghadapi keburukan dengan kebaikan
 Penyebaran dan kuatnya islam
 Berdirinya hukum dan komunitas masyarakat islam
 Terjadinya ukhuwah islamiyah dan lenyapnya semangat ashabiyah, golongan dan kesukuan
 Catatan penting tentang mulianya kedudukan kaum muhajirin dan anshar
 Kehebatan metode pembinaan Nabi saw,
 Keistimewaan kota Madinah
 Pentingnya peran dan fungsi masjid bagi umat
 Besarnya peran kaum wanita dalam dakwah
 Besarnya peran pemuda
Setelah tiba pertolongan dari Allah melalui hijrah kaum muslimin ke Yatsrib atau Madinah, maka dakwah islam semakin berkembang. Kaum Anshor yang dimotori oleh kaum Aus dan Khajraj melakukan bai’at kepada Rasulullah saw, yang dinamakan Bai’atul ‘Aqobah 1 dan 2. Dakwah nabi saw beserta para sahabat berlangsung lebih mudah, karena kaum anshor sangat mudah menerima cahaya kebenaran islam yang dibawa islam. Dengan mengajarkan islam melalui Al-Qur’an dan sunnah Nabi saw, serta dibentuknya pondasi negara islam pertama di dunia (daulah islamiyah) terbentuklah tatanan masyarakat yang menjadi model masyarakat terbaik yang pernah ada di muka bumi.
Fase Madaniyah (selama beliau berdakwah di Madinah)
1. Muhammad di Madinah yakni sebagai politisi dan negarawan, serta sebagai pembebas, yang oleh para ahli disebut fase akhir kehidupan Muhammad saw,
2. Penekanan dalam pemantauan proses penyampaian da’wah, tarbiyah dan tazkiyah kepada orang-orang yang menerima da’wah dengan cara penyampaian Al Qur’an, mengajarkannya dan menerapkannya dalam kenyataan hidup mereka. Juga melakukan pembangunan masjid (Masjid Nabawi) sebagai tempat pembinaan umat, mempersaudarakan antara orang-orang Anshar dan Muhajirin serta terus mempererat hubungan persaudaraan di antara mereka.
3. Penuh perhatian dengan berdirinya suatu tatanan masyarakat atau tata perlembagaan masyarakat Islami (daulah) setelah ketiga unsurnya sempurna, yaitu :
 Adanya basis masyarakat yang beriman, hal ini sudah beliau persiapkan sejak diutusnya Mus’ab bin Umair ke Yatsrib sebelum Hijrah.
 Adanya basis geografis yang aman, di mana kota Yatsrib sangat strategis jiks dilihat dari berbagai aspeknya, di samping sebagai realisasi petunjuk Allah dalam mimpi beliau (mimpi seorang Nabi merupakan wahyu yang benar).
 Adanya aturan hidup yang jelas, yakni syari’at Islam yang terus mengatur interaksi masyarakat.
4. Penekanan pada melaksanakan aplikasi syari’at Islam bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, baik untuk perorangan atau masyarakat luas. Malah beliau menegaskan, putri beliau tercinta pun tidak akan lepas dari hukum tersebut, apabila ia melanggar (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
5. Berusaha mengadakan perdamaian dengan musuh-musuh Islam yang mau berdamai dan berusaha untuk hidup berdampingan dalam suatu tatanan masyarakat Islami.
6. Menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha menyerang dengan jalan melakukan peperangan, mengadakan latihan dan patroli ketenteraan serta terus mengadakan mobilisasi pasukan mujahidin yang siap tempur bila saja beliau minta. Sebagai contoh adalah kisah Hanzalah. Beliau tidak sempat mandi junub setelah malam pengantinnya karena mendadak ada penggilan jihad menuju Uhud. Di dalam perang Uhud sahabat Hanzalah syahid. Malaikatlah yang memandikan beliau sebelum akhirnya dikuburkan oleh kaum muslimin.
7. Merealisasikan Alamiyatudda’wah Al-Islamiyah, sebagai Rahmatan lil ‘Alamin dengan cara mengirim utusan-utusan dan surat-surat da’wah ke berbagai daerah atau negara tetangga serta menerima tamu-tamu dari utusan negara lain sebagai bukti bahwa da’wah beliau untuk seluruh umat manusia. Berikut beberapa surat da’wah yang dikirim ke berbagai daerah :
 Heraclius sebagai Raja Romawi
 Amir Yamamah
 Amir Bahrain
 Kisra sebagai Raja Persia  Najasyi sebagai Raja Habsyi
 Muqauqis sebagai Gubernur Mesir
 Ami r Oman
Berikut ini prinsip dakwah Nabi Muhammad saw, yang juga menjadi faktor keberhasilan dakwah beliau saw, :
1. Mengetahui keadaan medan (mad’u), melalui penelitian, dan perenungan
2. Melalui perencanaan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan serta pembangunan masyarakat
3. Bertahap, diawali dengan cara diam-diam (marhalah sirriyah), kemudian cara terbuka (marhalah alaniyyah). Diawali dari keluarga dan teman terdekat, kemudian masyarakat secara umum
4. Melalui cara dan strategi hijrah, yakni menghindari situasi yang negatif untuk meraih situasi yang lebih positif
5. Melalui syiar ajaran dan pranata islam, antara lain melalui khutbah, adzan, iqamah, dan shalat berjamaah, ta’awun, zakat, dll
6. Melalui musyawarah dan kerja sama, perjanjian dengan masyarakat sekitar, seperti dengan Bani Nadhir, Bani Quraidzah, dan Bani Quinuqa
7. Melalui cara dan tindakan yang akomodatif, toleran, dan saling menghargai
8. Melalui nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, dan pengertian
9. Menggunakan bahasa kaumnya, melalui kadar kemampuan pemikiran masyarakatnya (‘ala qadri uqulihim)
10. Melalui surat, sebagaimana telah dikirimkan kepada penguasa-penguasa
11. Melalui uswah hasanah dan syuhada ‘alannaas, dan melalui peringatan, dorongan dan motivasi (tarhib wa targhib)

Dari prinsip dan langkah dakwah di atas, kita dapat mengetahui kaidah-kaidah dakwah Rasulullah saw, sebagai berikut :
1. Tauhidullah
2. Ukhuwah Islamiyah
3. Musawah, yakni sikap persamaan sesama manusia, tidak arogan, tidak saling merendahkan
4. Musyawarah, menghargai pendapat orang lain
5. Ta’awun, yakni tolong-menolong
6. Takaful al-ijtima, yakni sikap senasib sepenanggungan, tanggung jawab bersama, solidaritas sosial
7. Jihad dan Ijtihad, semangat dan bersungguh-sungguh, kreatif, inovatif, aktif dalam segala persoalan
8. Fastahiq al-khayrat, berlomba-lomba dalam kebaikan
9. Tasamuh, toleransi, tenggang rasa, tidak memaksakan kehendak, menghargai perbedaan
10. Istiqamah, semangat disiplin, tidak goyah akan cobaan dan rintangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar