Rabu, 23 September 2009

Kembali ke Fitrah ga???

by Adib Akhdhar

Langit biru, udara sejuk, matahari cerah mengiringi hari-hari umat islam di seluruh dunia, karunia dari Sang Pencipta. Hati bahagia, pikiran tenang, raga segar, begitu kita memasuki suatu hari penuh kemuliaan. Hari Raya Idul Fitri. Hari kemenangan bagi para pengabdi setia Sang Khaliq, pecinta-Nya, Pengagung-Nya. Bagi setiap hamba yang paripurna memanfaatkan momentum berharga penuh keutamaan, Ramadhan Mubarak.
Tak terbatas pada pak Haji, pak Ustadz, Pak Kiyai, Pak Presiden, Pak RT, Mang tukang becak, Bos perusahaan besar, semuanya diberikan kesempatan yang sama untuk mengumpulkan tabungan amal sebanyak-banyaknya. Betul, keutamaan bulan ini bukan hanya untuk santri tapi juga untuk mantri, bukan hanya untuk petani kencur tapi juga untuk direktur. Di manapun ia berada tak tertutup peluang mengumpulkan kebaikan setinggi gunung. Setiap helaan nafas menjadi tasbih, amalan sunnah dipahalai wajib, amalan wajib dilipatgandakan pahalanya, subhanallah...
Genap sudah satu bulan Ramadhan kita lewati. Ada yang melewatinya dengan rangkaian amal kebaiklan, dan tidak sedikit yang melewatinya dengan kesia-siaan bahkan kenistaan. Setiap masjid menggema dengan dentuman syiar ibadah dari pagi buta hingga pagi kembali menyapa. Tapi di sudut kota yang lain, pesta pora tetap terlaksana. Mungkin inilah dunia selalu ada keseimbangan.
Setiap individu muslim bahkan non muslim merasakan dan hyanyut dalam eforia kemenangan hari raya Idul Fitri. tapi sejatinya mereka yang larut dalam kebahagiaan hari raya tidak semua benar-benar mendapatkan keutamaannya, yakni kembali pada fitrah (kesucian). Setiap orang boleh ikut merayakan idul fitri, tapi hanya orang-orang pilihan yang mendapatkannya.
Rasa penasaran yang tentu menggelayut dalam benak kita adalah, apakah kita termasuk kedalam orang-orang pilihan yang mendapatkan idul fitri??? Jawaban yang paling tepat adalah, lihatlah dirimu sendiri, sebesar apa kebahagiaanmu menjelang bulan penuh ampunan ini? sesiap apa kau menjalani setiap aktifitas di bulan ini, ilmu, jasmani, rohani? sejuah mana kau mampu memelihara setiap detik di bulan ini dalam rangka ibadah karena Allah? Sebanyak apa usahamu untuk menjauhi hal-hal yang tiada guna bahkan melalaikan-Nya? Jawablah semuanya dengan jujur dan tulus. setelah kau temukan jawabannya, tentukan langkah selanjutnya!
Bulan Syawwal merupakan bulan penngkatan bukan kebebasan, ibadah kita semuanya. Semangat Ramadhan harus terus termaktub dalam sanubari kita. Inilah indikasi keberhasilan kita mnenjalani bulan tarbiyah, Ramadhan. Semoga Allah yang Maha Perkasa memberi kita kemampuan untuk mnjalani setiap helaan nafas kita dalam rangka cinta pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar