Selasa, 28 Agustus 2012

Memperindah Bacaan Al-Qur’an

by Fajar Burnama

Tajwid secara bahasa berarti membaguskan, sedangkan secara istilah merupakan mengeluarkan setiap huruf sesuai dengan haq dan mustahaqnya. Haq huruf adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf seperti sifat al hams, al jahr, dan sebagainya. Sementara mustahaq huruf adalah sifat tambahan yang nampak sewaktu-waktu.
Hukum mempelajari ilmu tajwid secara bahasa adalah fardhu kifayah, sedangkan membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu ‘ain.

 “Dan Bacalah Al-Qur’an dengan tartil.”
(QS. Al-Muzammil ;4)
“Bacalah Al-qur’an dengan cara dan suara orang Arab yang fasih.”
(HR. Thabarani)


Ketika kaum muslimin membaca Al-Qur’an sering melakukan kesalahan-kesalahan yang bersifat umum, baik disebabkan faktor kebiasaan, cara pengajaran atau faktor-faktor lainnya. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya :
1.      tidak konsisten membaca mad (panjang)
2.      tidak konsisten membaca ghunnah (dengung)
3.      pengucapan vokal yang tidak sempurna
4.      pengucapan huruf-huruf sukun yang tidak sesuai dengan kaidah tawid

Untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan tersebut, kita dapat menggunakan kaidah ­tahsin :

Kaidah 1 : Ayun Suara
Yaitu tidak terlalu panjang ketika menemukan tanda-tanda panjang berikut :
-     fathah bertemu alif (  ـَـ ا)
-     kasroh bertemu ya mati (ــِ يْ)
-     dhommah bertemu waw mati  ( ـُـ وْ)
-     fathah dan kasroh berdiri   (ـٰـ)
-     dhommah terbalik

Pengecualian :
tanda panjang dibaca lebih panjang ketika bertemu :
1.      huruf hamzah(ء )
2.      huruf yang bertasydid     )  ـّـ)
3.      huruf sukun atau disukunkan
* dalam al Qur’an biasanya diberi tanda bendera/alis (~)

Kaidah 2 : Tahan Suara
Yaitu tidak tergesa-gesa ketika mengucapkan huruf-huruf berikut ini :
-     nun bertasydid (نّ)
-     mim bertasydid (مّ)
-     nun mati dan tanwin(نْ ، ـًٍــٌـ)
-     mim mati bertemu ba (مْ ب)

Pengecualian :
Nun mati(نْ) dan tanwin(ـًٍــٌـ) dibaca langsung tidak ditahan dan tidak didengungkan ketika bertemu huruf:
·   hamzah(ء) ,
·   HA (ھ),
·   ‘ain(ع),
·   ha(ح),
·   ghain(غ),
·   kho(خ),
·   lam(ل), dan
·   ro(ر)

Kaidah 3 : Vokal sempurna
Yaitu :
1.      ketika mengucapkan huruf berharokat fathah(ــَ)  buka rongga mulut dengan sempurna
2.      ketika mengucapkan huruf berharokat kasroh(ــِِ)  lebarkan babar ke samping
3.      ketika mengucapkan huruf berharokat dhommah (ــُ) kumpulkan kedua bibir dengan sempurna

Kaidah 4 : Suara mengalir dengan lembut ketika mengucapkan huruf sukun(‘)
Hindari :
1.      suara mantul
2.      suara tertekan/jeda
Pantulan suara terjadi karena makhroj terlepas sebelum mengucapkan huruf selanjutnya, oleh karena itu untuk menghindari pantulan suara, lidah/bibir ditekan dengan lembut di langit-langit dan lepaskan dari makhrojnya bersamaan dengan pengucapan makhroj berikutnya.
Pengecualian :
1.      huruf qolqolah: ba (ب), jim(ج) , dal (د), tho(ط), qofق)) ketika sukun/mati(،)  suaranya harus memantul
2.      huruf hamzah(ء), kaf(ك) dan ta(ت) ketika sukun(‘) harus tertekan/terjeda

Penyempurnaan Pengucapan Huruf Hijaiyah

Dalam materi ini, pembimbing menjelaskan Makharijul dan Shifatul Huruf setiap huruf hijaiyah dan membimbing santri atau murid untuk mengucapkannya dengan baik dan benar.

Hukum-hukum Tajwid dalam Praktek

Di sini, Mursyid menjelaskan ragam hukum tajwid dan contoh-contohnya di dalam Al-Qur’an beserta cara membacanya dengan baik dan benar. Akhirnya, murid akan mengetahui cara dan hukum bacaan yang ditemuinya ketika membaca Al-Qur’an.
Tingkatan Bacaan Al Quran
Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran yaitu:
1.     At-Tartil : Bacaannya yg perlahan, tenang dan melafazkan setiap
huruf dengan makhraj yang tepat serta menurut hukum
Tajwid yang sempurna, merenungi maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.
2.     Tahqiq: Bacaannya seperti Tartil namun lebih lambat, seperti membetulkan bacaan huruf menurut makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung.
3.     Al-Hadr: Bacaan yangg cepat serta memelihara hukum Tajwid.
4.     At-Tadwir: Bacaan pertengahan antara tingkatan bacaan Tartil dan Hadr,serta memelihara hukum Tajwid.
Perhatian :
       Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenal makhraj huruf, sifat huruf dan hukum Tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
       Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al-Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf denganbaik dan benar.
       Tingkatan bacaan Hadr pula biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam masa yang singkat.
       Tingkatan terakhir, Tadwir dianjurkan bagi mereka yang sedang belajar, agar tidak banyak melakukan kesalahan.

Metode Koreksi

Merupakan metode belajar tahsin lanjutan dimana santri atau murid harus mengoreksi bacaan mursyid atau pembimbing dan mengidentifikasi kesalahan tersebut menurut kaidah tahsin dan hukum tajwid




Tidak ada komentar:

Posting Komentar