by Fajar Burnama
Tajwid secara bahasa berarti
membaguskan, sedangkan secara istilah merupakan mengeluarkan setiap huruf
sesuai dengan haq dan mustahaqnya. Haq huruf adalah sifat
asli yang senantiasa menyertai huruf seperti sifat al hams, al jahr, dan
sebagainya. Sementara mustahaq huruf adalah sifat tambahan yang nampak
sewaktu-waktu.
Hukum mempelajari ilmu tajwid
secara bahasa adalah fardhu kifayah, sedangkan membaca Al-Qur’an sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu ‘ain.
“Dan Bacalah
Al-Qur’an dengan tartil.”
(QS. Al-Muzammil ;4)
“Bacalah Al-qur’an dengan cara dan suara orang Arab
yang fasih.”
(HR. Thabarani)
Ketika kaum muslimin membaca
Al-Qur’an sering melakukan kesalahan-kesalahan yang bersifat umum, baik
disebabkan faktor kebiasaan, cara pengajaran atau faktor-faktor lainnya.
Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya :
1.
tidak konsisten membaca mad
(panjang)
2.
tidak konsisten membaca ghunnah
(dengung)
3.
pengucapan vokal yang tidak
sempurna
4.
pengucapan huruf-huruf sukun yang
tidak sesuai dengan kaidah tawid
Untuk menanggulangi
kesalahan-kesalahan tersebut, kita dapat menggunakan kaidah tahsin :
Kaidah 1 : Ayun
Suara
Yaitu tidak terlalu panjang ketika menemukan tanda-tanda panjang
berikut :
- fathah bertemu alif ( ـَـ ا)
- kasroh bertemu ya mati (ــِ يْ)
- dhommah bertemu waw mati ( ـُـ وْ)
- fathah dan kasroh berdiri (ـٰـ)
- dhommah terbalik
Pengecualian :
tanda panjang dibaca lebih panjang ketika bertemu :
1.
huruf hamzah(ء )
2.
huruf yang bertasydid ) ـّـ)
3.
huruf sukun atau disukunkan
* dalam al Qur’an biasanya diberi tanda bendera/alis (~)
Kaidah 2 :
Tahan Suara
Yaitu tidak tergesa-gesa ketika mengucapkan huruf-huruf berikut
ini :
- nun bertasydid (نّ)
- mim bertasydid (مّ)
- nun mati dan tanwin(نْ ،
ـًٍــٌـ)
- mim mati bertemu ba (مْ ب)
Pengecualian :
Nun mati(نْ) dan tanwin(ـًٍــٌـ) dibaca langsung tidak
ditahan dan tidak didengungkan ketika bertemu huruf:
· hamzah(ء) ,
· HA (ھ),
· ‘ain(ع),
· ha(ح),
· ghain(غ),
· kho(خ),
· lam(ل), dan
· ro(ر)
Kaidah 3 :
Vokal sempurna
Yaitu :
1.
ketika mengucapkan huruf berharokat
fathah(ــَ) buka rongga mulut dengan sempurna
2.
ketika mengucapkan huruf
berharokat kasroh(ــِِ) lebarkan babar ke samping
3.
ketika mengucapkan huruf
berharokat dhommah (ــُ) kumpulkan kedua
bibir dengan sempurna
Kaidah 4 :
Suara mengalir dengan lembut ketika mengucapkan huruf sukun(‘)
Hindari :
1.
suara mantul
2.
suara tertekan/jeda
Pantulan suara terjadi karena makhroj terlepas sebelum
mengucapkan huruf selanjutnya, oleh karena itu untuk menghindari pantulan
suara, lidah/bibir ditekan dengan lembut di langit-langit dan lepaskan dari
makhrojnya bersamaan dengan pengucapan makhroj berikutnya.
Pengecualian :
1.
huruf qolqolah: ba (ب), jim(ج) , dal (د), tho(ط), qofق)) ketika sukun/mati(،) suaranya harus memantul
2.
huruf hamzah(ء), kaf(ك) dan ta(ت) ketika sukun(‘) harus
tertekan/terjeda
Penyempurnaan
Pengucapan Huruf Hijaiyah
Dalam
materi ini, pembimbing menjelaskan Makharijul dan Shifatul Huruf setiap
huruf hijaiyah dan membimbing santri atau murid untuk mengucapkannya dengan
baik dan benar.
Hukum-hukum
Tajwid dalam Praktek
Di sini, Mursyid
menjelaskan ragam hukum tajwid dan contoh-contohnya di dalam Al-Qur’an beserta
cara membacanya dengan baik dan benar. Akhirnya, murid akan mengetahui cara dan
hukum bacaan yang ditemuinya ketika membaca Al-Qur’an.
Tingkatan
Bacaan Al Quran
Terdapat 4 tingkatan atau mertabat
bacaan Al-Quran yaitu:
1.
At-Tartil
: Bacaannya yg perlahan, tenang dan
melafazkan setiap
huruf dengan makhraj yang tepat serta menurut hukum
Tajwid yang sempurna, merenungi maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.
huruf dengan makhraj yang tepat serta menurut hukum
Tajwid yang sempurna, merenungi maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.
2.
Tahqiq:
Bacaannya seperti Tartil namun
lebih lambat, seperti membetulkan bacaan huruf menurut makhrajnya, menepatkan
kadar bacaan mad dan dengung.
3.
Al-Hadr:
Bacaan yangg cepat serta memelihara
hukum Tajwid.
4.
At-Tadwir:
Bacaan pertengahan antara tingkatan
bacaan Tartil dan Hadr,serta memelihara hukum Tajwid.
Perhatian :
• Tingkatan bacaan Tartil ini
biasanya bagi mereka yg sudah mengenal makhraj huruf, sifat huruf dan hukum
Tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
• Tingkatan bacaan Tahqiq ini
biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al-Quran supaya dapat melatih
lidah menyebut huruf dan sifat huruf denganbaik dan benar.
• Tingkatan bacaan Hadr pula
biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat
mengulang bacaannya dalam masa yang singkat.
•
Tingkatan
terakhir, Tadwir dianjurkan bagi mereka yang sedang belajar, agar tidak
banyak melakukan kesalahan.
Metode
Koreksi
Merupakan
metode belajar tahsin lanjutan dimana santri atau murid harus mengoreksi bacaan
mursyid atau pembimbing dan mengidentifikasi kesalahan tersebut menurut kaidah
tahsin dan hukum tajwid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar